Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
KOMPAS.TV - Pemerintah tetapkan anggaran baru untuk fasilitas bagi pejabat dan pegawai pemerintah.

Kita ulas isu ini bersama Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio dan anggota Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia.

Baca Juga Anggaran Belum Cair, Program Makan Bergizi Gratis di Sorong Ditunda di https://www.kompas.tv/nasional/591332/anggaran-belum-cair-program-makan-bergizi-gratis-di-sorong-ditunda

#anggaran #pejabat #pegawaipemerintah #fasilitas



----

Jangan lewatkan streaming Kompas TV live 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live agar kamu semua tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia.

Subscribe juga channel YouTube Kompas TV di https://www.youtube.com/c/kompastv dan aktifkan lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru langsung.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/597405/full-pengamat-kritisi-anggaran-mobil-dan-makan-pejabat-saat-efisiensi-begini-tanggapan-dpr
Transkrip
00:00Kita ulas soal penetapan pemerintah soal anggaran baru untuk fasilitas bagi pejabat dan pegawai pemerintah
00:05bersama pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dan anggota Komisi 2 DPR RI Ahmad Doli Kurnia.
00:10Selamat malam Mas Agus, Bang Doli.
00:12Malam, saya ke Mas Agus dulu.
00:19Jadi kalau soal catatan anggaran bagi pejabat ini,
00:22kalau Kementerian Keuangan bilang bahwa ini sudah sesuai dengan harga pasar,
00:25juga untuk makanan misalnya, ini tidak terlalu besar dianggapnya untuk ukuran Jakarta batas sertinggi yang bisa dibelanjakan.
00:31Sebenarnya sudah tepat atau belum dari sisi hitungan kalau menurut Mas Agus?
00:36Gini ya, kan saya mendukung apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo soal penghematan.
00:42Sehingga yang terjadi di Kementerian, dihemat, arti tidak dipasang full, reslik dikurangi, dan seterusnya.
00:49Lalu pertemuan-pertemuan dan sebagainya dikurangi.
00:52Nah, perlu Anda ingat bahwa pasifat-pasifat ini kan ditentukan untuk eselon dua kata.
00:58Yang fungsional kan tidak.
01:00Padahal kawan-kawan ASN itu kan selain gaji, tambahan itu ada diskusi, jalan keluar kota, manginap, dan seterusnya.
01:11Nah, kalau itu sudah ditiadakan, harus satu diturunkan, harusnya yang di eselon satu dua juga sama.
01:16Ngapain beli sewa mobil lama-lama?
01:19Terima kasih saja yang, yang kan sekelas apa, sekelas banyaklah MPV-MPV yang tidak terlalu mahal.
01:26Yang penting kan tidak kehujanan, tidak kepanasan.
01:28Juga patwalnya tidak usah banyak-banyak.
01:30Karena kalau kita minta patwal kan kita beli motor itu, beli mobil.
01:35Meskipun tidak tertulis.
01:36Tapi artinya, jangan diskriminasi lah.
01:40Yang ditekan terus adalah eselon bawah, tapi eselon atasnya tidak mau ikutan.
01:46Ya, itu tidak adil.
01:47Kita kan mendukung apa yang disampaikan Presiden.
01:50Oke, Bung Doli tadi disampaikan Mas Agus.
01:53Yang berhemat, yang kena efisiensi, jangan cuma eselon dua ke bawah.
01:57Eselon satu dua juga harusnya sama-sama.
01:59Sama rata, sama rasa.
02:00Iya, saya kira memang prinsip keadilan juga harus ditegakkan.
02:07Intinya adalah bahwa kita semua mendukung.
02:11Mau kita menghadapi situasi ekonomi yang sulit atau yang lapang.
02:15Yang namanya penghematan efisiensi itu harus dilakukan.
02:18Untuk apa kita berboros diri kalau memang kita bisa hemat.
02:23Itu prinsip pertama.
02:24Nah, yang kedua juga memang harus diberlakukan kepada semua yang, apa, semua level ya.
02:31Nggak boleh ada diskriminasi penerapan penghematan itu.
02:36Jadi, saya kira memang, ya coba lagi kalau memang ada pandangan, ya.
02:41Terutama dari Mas Agus tadi, bahwa memang tidak kelihatan ya, semuanya merata gitu.
02:47Ya, mungkin perlu juga ditinggalkan ulang lagi itu.
02:51Supaya memang nanti semuanya merasakan hal yang sama.
02:57Karena kalau tidak adil, nanti akan mengurangi kerja, kinerja tuh.
03:01Iya kan?
03:01Nanti ada yang semangat bekerja, ada yang tidak semangat.
03:04Karena merasa tidak diberlakukan secara adil.
03:06Nah, itu akan mengganggu produktivitas pemerintahan juga.
03:10Jadi, kan efeknya juga bisa tidak bagus.
03:12Jadi, menurut Bung Doli ini masih harus ditinggalkan ulang?
03:15Ya, tadi kalau memang, ini kan gini, ini kan baru diumumkan ya.
03:20Saya kira kan, pertama tentu pemerintah juga pasti punya pertimbangan, ya.
03:28Mengeluarkan kebijakan ini.
03:29Kementerian Keuangan juga pasti punya rumusan-rumusan.
03:32Nah, tapi kalau kemudian nanti ada feedback, ada masukan.
03:36Terutama juga nanti yang terdampak.
03:38Maksudnya mereka yang kemudian nanti merasakan.
03:40Katanya, kalau misalnya Mas Agus mengatakan itu hanya terkena kepada eselon 2-3,
03:46kan pasti mereka lama-lama teriak tuh.
03:47Ya.
03:48Ya kan?
03:49Kalau memang nanti seperti itu, ya tentu harus pemerintah harus juga memperhatikan suara-suara seperti itu.
03:55Nah, Mas Agus tadi agar tidak terjadi hal-hal yang mengurangi produktivitas.
04:01Karena jadi nggak semangat, karena loh kok kalau untuk eselon 1-2 tetap dapat fasilitas,
04:06sementara eselon bawah ini harus berhemat.
04:08Itu apa yang harus dilakukan?
04:09Apakah memang harus ditahan dulu, aturannya nggak berlaku dulu?
04:12Atau seperti apa, Mas Agus?
04:13Gini, kan kita tahu semualah, kawan-kawan ASN itu kan tambahan-tambahannya dari tadi diskusi dan sebagainya.
04:25Akibatnya yang ditekan gitu kan hotel-hotel, tempat-tempat pertemuan kan sepi juga.
04:31Sehingga mereka gajinya dipotong juga, unpaid leave-nya 10% dan seterusnya.
04:36Nah, maksud saya, ya itu diperhatikan.
04:39Jangan, pejabat kan apa beda sih, kan makannya nasi juga sama.
04:42Nah, ngapain harus ke tempat restoran mahal, ya oke lah kalau normal.
04:47Tapi kalau sekarang, atau siapa yang mau bayarin tauke-nya yang mau bayarin, kan itu juga perlu.
04:52Ini kan, kalau yang kelas bawah mana punya tauke.
04:55Nah, semacam ini, susah.
04:58Saya bilang pada teman-teman ASN itu yang kelas bawah, ya kamu sekarang dihemat AC-nya,
05:03listriknya itu, ya bawa aja kipas angin, kan pada gitu di awal-awalnya.
05:07Saya cuma bilang satu lagi yang harus dibawa, yaitu deodoran, karena jadi kita berkeringat.
05:10Nah, ini hal-hal ini soal kesetaraan lah.
05:15Kita kan sama-sama beremat.
05:17Kita setuju, Presiden bilang hemat, ayo kita hemat.
05:20Tapi jangan begini, ini kan melukai saja.
05:23Sudah dapat fasilitas, ada rumah, ada apa, sudah lah.
05:26Pengawalnya nggak usah banyak-banyak, tetot-tetot-tetot, bikin orang marah itu.
05:31Itu bikin orang marah, jadi nggak perlu, itu yang harus dihilangkan.
05:35Kalau kita mau sama-sama melarat ya, sama-sama menikmati kekurangan ekonomi dan sebagainya.
05:42Nah, jadi kalau dari tadi yang disampaikan Mas Agus, harus dijaga juga kan si KIS Eslon 2 ke bawahnya.
05:48Jangan sampai kok kalau pejabat, dapat fasilitasnya tetap-tetap aja, nggak ada yang dipotong signifikan gitu ya, Mas Agus.
05:53Iya kan kalau dibilang, ya kalau dibilang tanggung jam, mereka kan rusak, ya siapa suruh mau jadi pejabat gitu kan.
05:58Dan apalagi sekarang juga ada kasus TNI, Polri, itu jangan menambah lagi.
06:03Jadi ASN itu bekerja di negara, itu cita-citanya 4D atau jadi Eslon 1.
06:09Kalau di situ lalu dikocong tempat-tempat itu diisi oleh yang bukan ASN, kan itu juga menambah semangat juga gitu.
06:15Mengurangi maksud saya.
06:16Kalau dari Bung Doli, bagaimana sebenarnya untuk melihat dalam kondisinya di lapangan,
06:22kan ada hirarki, misalnya fasilitas Eslon 1 dapatnya apa, Eslon 2 dapatnya apa, nggak bisa dihindarkan.
06:28Tapi dalam kondisi efisiensi, apa-apa sebenarnya yang harus lebih diperhatikan, hal yang harus hati-hati diputuskan Bung Doli?
06:36Ya, pertama tadi misalnya kalau soal, ini juga harus dihitung.
06:41Kemarin waktu pertama kali juga kebijakan yang dikeluarkan, saya sudah sempat menyampaikan,
06:46misalnya kalau mereka meeting-meeting, kemudian rapat-rapat gitu, FGD, segala macam itu kan ditiadakan yang selama ini,
06:55itu juga dilaksanakan misalnya di tempat hotel, di hotel-hotel gitu ya.
07:00Dan menurut saya sebetulnya belum tentu juga mewah-mewah itu, rapat-rapat seperti itu.
07:08Cuma yang harus dipertimbangkan begini, kalau kita juga tidak mengukur, walaupun saya yakin ya,
07:14pemerintah, Kementerian Pohong sudah mengukur juga.
07:17Kalau misalnya kegiatan-kegiatan yang selama ini dilaksanakan di luar, di hotel, itu juga di hak-hak-hak total,
07:30itu kan pasti juga berdampak kepada rakyat kecil yang bekerja di situ, restoran, itu kan juga ada rakyat yang bekerja.
07:37Nah kalau itu juga nanti pada akhirnya sepi, ya itu kan juga akan berdampak, satu.
07:40Yang kedua secara internal, tadi saya kira memang kita kan sama-sama tahu juga sebetulnya fasilitas-fasilitas yang selama didapat gitu.
07:47Jadi kalau misalnya kebijakan diterapkan, yang fasilitas selama ini yang kadang-kadang,
07:51kalaupun tidak ada penghematan, itu membuat iri juga, ya kan, membuat jelas S3 dan S4, kok fasilitasnya yang S1 dan S2 itu terlalu besar, setelah macam gitu.
08:05Nah ini juga harus dipertimbangkan, jadi kalaupun tidak ada penghematan, fasilitas-fasilitasnya juga harus disesuaikan,
08:11supaya tidak merasa ada yang, ya apa namanya, ada diskriminasi gitu ya, ya merasa yang, ya masa tidak adil lah, kira-kira gitu.
08:20Ya, kalau alasannya atau kalau statement yang diberikan bahwa ini menyesuaikan harga pasar misalnya untuk kendaraan,
08:27apakah iya memang harga pasar itu harus jadi salah satunya, satu-satunya yang diikuti?
08:32Atau ya tadi, ada banyak pointers yang harus dipertimbangkan, Bung Doli?
08:37Ya, saya kira memang harus setiap kita mengambil kebijakan, tentu tidak bisa dilihat dari 1, 2, 3 variable saja, ya.
08:50Jadi semuanya harus dihitung, harus dikalkulasi.
08:53Seperti yang saya katakan tadi, urusan penghempana di ASN itu bisa berdampak juga kepada kehidupan masyarakat di luar ASN.
09:01Ya.
09:01Ya.
09:01Ya, kayak tadi saya katakan, orang juga kan bekerja di tempat-tempat yang memang selama ini dipergunakan fasilitasnya oleh pemimpin atau ASN.
09:07Nah, itu kan nggak bisa juga variable itu diabaikan.
09:10Maka oleh karena itu, ya kita, apa namanya, saya yakin dan saya kira juga ke depan seterusnya harus dipertimbangkan banyak variable setiap kita mengambil keputusan yang strategis seperti ini.
09:26Nah, kalau misalnya dikatakan di kantor Kementerian Keuangan, saya tanya ke Mas Agus, kan dibilang bahwa ini biaya yang ditetapkan, ini sebenarnya tidak terlalu besar untuk ukuran Jakarta 1.
09:39Berikutnya, ini adalah batas tertinggi yang bisa dibelanjakan.
09:41Artinya, ini justru dibuat buffer paling tingginya, nggak boleh ngelewatin batas itu di tengah efisiensi.
09:47Pertimbangan ini tepat atau tidak menurut Anda?
09:54Mas Agus, tolong di-unmute dulu.
09:56Belum di-unmute?
09:58Ya, itu kan dasarnya apa yang landasan utama harga situ.
10:03Ya, kalau standarnya Alphard, standarnya BMW, Mercedes, dan sebagainya, iyalah.
10:09Tapi kan tidak perlu itu.
10:11Tugas negara memberikan fasilitas kepada pejabatnya itu sesuai dengan kemampuannya, kan begitu.
10:16Nah, sekarang daripada untuk menaikkan tingkat level jenis mobilnya yang multimewah gitu,
10:23kenapa tidak dana itu digunakan untuk, oke lah, kalau gitu bikin lagi diskusi-diskusi,
10:28supaya yang kelas bawah itu dapat tambahan.
10:30Ya, pergi ke daerah, airline dapat penumpang, hotel dapat tamu.
10:35Kan semua tadi Bang Dori sampaikan juga itu.
10:38Jadi, daripada dipaksakan di sana, Pak, mereka punya mobil mahal juga,
10:42ngapain dikasih mobil mahal oleh pemerintah?
10:45Mobil biasa saja, MPV biasa, yang penting kan bisa nyampe kantor,
10:50boleh pakai tetot-tetot-tetot gitu.
10:52Tapi kan uang yang digunakan di situ, itu digunakan untuk yang kelas bawah,
10:57supaya dia bisa dapat tambahan, diskusi ke, keluar daerah, kontrol apa ke, gitu loh.
11:04Tidak banyak-banyak, tapi berilah kesempatan sehingga mendapatkan tambahan.
11:08Itu yang saya katakan, harus ada imbangan.
11:12Jadi, sederhananya gini ya Mas Agus, tambal sulam, oke lah kalau tadi asalnya komponen mobilnya harganya sekian,
11:17standarnya mobil berwah tertentu diturunkan, diganti, dialokasikan ke yang misalnya bisa berdampak lebih banyak lagi,
11:25untuk restoran atau misalnya hotel atau apa kalau ada pertemuan gitu ya.
11:29Kalau kantor-kantor aslinya jangan panas sampai 26 karena dimatikan, ya kan?
11:34Hari-hari harus bawa van, bawa tadi deodoran, itu kan nggak benar.
11:39Jadi maksud saya, turunkan itu standar yang sudah di atas, supaya yang dibawa bisa semangat.
11:45Dia bisa jalan, sekalian pulang kampung, ya kan?
11:48Ya diskusinya jangan berlebih lah, diskusinya memang ada hasilnya.
11:51Dan juga akhirnya hotel kan bisa menyelengkauan mais, ada uangnya.
11:55Nah sekarang hotel hanya bergantung pada orang menginap, itu nggak banyak.
12:01Kemudian juga airline yang sekarang sudah mau bangkrut semua itu bisa punya penuh,
12:05sudah mau bangkrut dipotong pula tarifnya gitu kan, sementara USD-nya tetap tinggi.
12:10Nah hal-hal semacam ini kan bisa, kan masa Menteri Keuangan tidak bisa ngitung gitu?
12:14Bisa lah, itu cuma lulusan tata buku aja bisa itu.
12:17Ya jadi daily-nya itu, daily schedule yang harusnya dialokasikan untuk meeting dan lain-lain,
12:24kan sebenarnya masih bisa aja ya, asal standar diturunin, asalnya misalnya bintang 5,
12:28jadilah bintang 3 atau seperti apa.
12:29Ya bisa, bintang 5 juga bisa silangkan.
12:32Tapi yang untuk alokasi kendaraan, fasilitas yang hanya dinimati selan 12 dan Menteri,
12:38itu yang dipangkal.
12:39Ya, jadi yang hanya dinimati golongan tertentu gitu ya Mas Agus ya?
12:42Ya, dan mereka kan sudah cukup mampu untuk membeli mobil sendiri,
12:45mana ada Menteri yang miskin?
12:47Nah, oke.
12:48Kalau dari Bung Doli, bongkar pasang format anggaran seperti ini secara birokrasi memungkinkan atau enggak sih Bung Doli?
12:57Oke, kita masih coba lagi perbaiki komunikasi, tadi terputus sambungannya.
13:01Jadi kalau secara birokrasinya Mas Agus bisa-bisa aja ya ini dilakukan?
13:04Ya bisa saja, kan ini Juni, ini kan ada perubahan anggaran nih, makanya kan muncul.
13:09Ya kan, perubahan anggaran, ya dirubah saja kan nggak masalah.
13:12Yang penting itu adil dan tidak dikorupsi, itu aja.
13:16Yang korupsi tembak aja udah, karena udah susah kita masih dikorupsi pula gitu loh.
13:21Jadi jangan sampai yang satu pihak merasakan efisiensi, pihak lainnya tidak.
13:27Tapi kalau untuk secara will-nya kemauan ini, siapa yang bisa mengoreksi kebijakan yang sudah diputuskan?
13:36Ya, kan ada Menteri Keuangan, lapor Presiden, Presiden tetapkan, kan begitu.
13:40Ya kan, kenapa dipotong begini untuk apa?
13:43Ini Pak, ini supaya semangat teman-teman ASN bekerja, menjalankan program-program Bapak, apakah MBG, atau apa semuanya.
13:51Supaya dia semangat ini.
13:52Pasti setuju, Presiden saya yakin.
13:54Karena yang jadi Menteri, jadi itu kan bukan orang miskin.
13:58Dan dia tidak perlu dikasih itu dalam situasi sekarang ya.
14:01Kecuali kalau nanti kita sudah mamur, yang silahkan aja.
14:03Pakai standar-standarnya Menteri Keuangan dari Kampekar.
14:06Tapi sekarang ini tolonglah yang di bawahnya ini diangkat.
14:09Karena banyak sekali sektor yang sangat bergantung pada APBN.
14:12Begitu APBN-nya macet dari Kementerian PU, dari Kementerian Perhubungan.
14:16Sekarang yang paling tinggi kan MBG.
14:18Nah, MBG itu mengalirnya kemana itu?
14:20Nah, ini yang harus-harus dihitung dengan baik.
14:23Dan Menteri Keuangan bisa lakukan itu karena ada tiga wamennya.
14:26Terus apa kerjanya?
14:27Jadi kalau Mas Agus lihat, ini aturannya salah momen?
14:33Ya iyalah, harusnya kan melihat situasi kan Presiden jelas.
14:37Penghematan, itu jelas loh pesan Presiden yang harus dijabarkan dalam buahnya.
14:41Nah, dijabarkan itu.
14:43Mana penghematannya?
14:45Kok yang cuma di bawah dihemat tadi?
14:47Gak boleh ada acara ini, itu justru ada pemasukan buat kawasan ASN.
14:52Juga lalu pengaruhnya kepada hotel, kepada airline, kepada bis, kereta api, semua.
14:59Nah, kalau itu tidak diangkatkan gak bergerak ekonomi.
15:04Nah, ngapainya sudah jadi pejabat?
15:06Kan dia untuk jadi pejabat juga keluar duit banyak, artinya kan tidak miskin loh.
15:10Oke, jadi artinya mengeluarkan aturan soal anggaran di tengah efisiensi ini yang harus hati-hati dan harus cermat.
15:16Dan merata dan cermat, ya.
15:18Jangan melukai orang yang sudah stres, duit gak ada, terus melihat di atas, waduh kok enak ya?
15:24Ya, harus merata dan cermat.
15:26Terima kasih, Mas Agus.
15:27Dan jangan dikorupsi ya.
15:29Kalau itu wajib ya, jangan sampai sudah susah dikorupsi pula.
15:33Mau jadi apa ya kan?
15:35Mas Agus, terima kasih banyak.
15:36Agus Pamerjo, pengamat kebijakan publik.
15:38Selamat malam dan juga tadi sudah bergabung anggota Komisi 2 DPR RI, Ahmad Delikurni.
15:41Terima kasih telah menonton!

Dianjurkan