Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi menetapkan 16 mahasiswa Trisakti yang menggelar aksi demonstrasi memperingati 27 tahun reformasi sebagai tersangka. Mengapa para mahasiswa tersebut ditangkap? Bagaimana pula refleksi reformasi dalam 27 tahun kebelakang? Adisty akan berbincang dengan Korlap Aksi Mahasiswa Trisakti tahun 1998, John Muhammad hanya di On Point with Adisty! #onpointwithadisty #trisakti #reformasi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/597311/refleksi-reformasi-hingga-penangkapan-mahasiswa-trisakti-on-point-with-adisty-27
Transkrip
00:00Ada 16 ya, ada 16 mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka.
00:04Itu gimana tuh?
00:05Uri melihat bahwa ada eskalasi radikal dari gerakan demonstrasi hari ini.
00:12Ada pemeriksaan Uri dan ternyata ada kalau nggak salah ada 3 ya?
00:17Ada 3.
00:17Yang positif.
00:20Mengandung...
00:20Kanabis.
00:21Kanabis gitu.
00:22Apa yang kemudian jadi refleksi juga di 27 tahun begitu?
00:2627 tahun lho?
00:2727 tahun.
00:28Kalau kita lensanya pakai masyarakat sipil, tuntutan masyarakat sipilnya udah muak banget lah gitu.
00:34Udah gerah?
00:34Udah gerah banget gitu.
00:35Udah sebel banget dengan kayaknya banyak yang nggak berubah, nggak banyak yang nggak dilaksanakan.
00:41Demokrasi kita tuh sekarang kayak gimana sih?
00:44Semuanya mengatakan bahwa kita mengalami kemudian demokrasi.
00:47Kalau tidak ada aksi 98 mungkin kita belum berubah.
00:52Iya kan?
00:53Iya kan?
00:58Hai kembali lagi di On Point with Adistila Rasati.
01:11Ada beragam topik yang menjadi sorotan di pekan-pekan hari ini.
01:15Salah satunya adalah bagaimana kalau di bulan Mei apalagi kalau bukan soal peringatan tragedi Trisakti 98 tahun itu.
01:25Ini artinya sudah 27 tahun kita sudah reformasi begitu ya.
01:31Dan terakhir yang kemudian menjadi sorotan adalah bagaimana mahasiswa Trisakti yang menggelar aksi di depan balai kota yang berakhir ricuk dalam peringatan tragedi Trisakti 98.
01:43Ada sekitar hampir 90-an mahasiswa pada saat 93 mahasiswa yang akhirnya dibawa ke poda Metro Jaya, sempat diperiksa juga, ditahan, kemudian ditangguhkan penahanannya, dibebaskan secara bertahap.
01:59Sampai akhirnya ada 16 orang mahasiswa yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
02:04Bagaimana ini bisa terjadi di peringatan 27 tahun tragedi Trisakti di episode kita kali ini, saya kedatangan tamu spesial, sudah ada mantan Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia sekaligus korlap dari aksi 98 kala itu 27 tahun yang lalu, Bang John Muhammad.
02:25Terima kasih ya, sudah datang ke sini gitu ya.
02:30Thank you juga.
02:32Bang, ini kan kalau kita lihat ya, sudah 27 tahun, ternyata kita sudah reformasi, melewati masa reformasi itu.
02:39Kemudian kemarin ada aksi dari kawan-kawan mahasiswa Trisakti yang menggelar demo, begitu aksinya di depan balai kota, kemudian berujung ricuk,
02:51sampai 93 teman-teman kita di Trisakti ini harus dibawa ke Polda Metro Jaya.
02:58Tapi pertanyaan saya selanjutnya begini, kenapa harus ke balai kota?
03:02Aksi peringatan 27 tahun tragedi Trisakti ini.
03:06Sama, saya juga ketika mendengar kabar ini agak kaget, karena kenapa harus ke balai kota?
03:12Agak bingung juga ya?
03:13Agak bingung juga, ke balai kota gitu kan.
03:15Nah, rupanya memang, tapi saya tahu bahwa mereka sejak tanggal 12, tanggal 14, itu mengundang saya gitu ke Trisakti,
03:27saya bareng Bivitri gitu untuk kasih orasi tentang apa memaknai 12 Mei, Trisakti.
03:34Saya memang sudah tahu bahwa mereka punya agenda, yang sebenarnya ini agenda bukan agenda baru, agenda lama dari keluarga korban,
03:43dan sah ya, karena keluarga korban berhak juga untuk kemudian,
03:48jadi logikanya keluarga korban adalah mereka membayangkan bahwa suatu saat,
03:54kalau nggak ada kepastian dari negara, maka anak-anak kami akan dianggap penjahat atau apa segala macam.
04:04Nah, kekhawatiran semacam itu kan ditambah dengan kemungkinan ada penulisan sejarah, jadi masuk akal.
04:10Nah, para mahasiswa kemudian menyerap aspirasi keluarga korban ini,
04:14dan kemudian mereka memperjuangkan pahlawan nasional ini dengan berbagai cara.
04:18Nah, kita baru tahu kan, kalau untuk mengusulkan pahlawan nasional seperti yang dilakukan di Jawa Tengah untuk Pak Harto gitu,
04:28ternyata kita harus lewat jalur Pemda, harus ada persetujuan atau rekomendasi dari gubernur, pemimpin daerah.
04:36Karena memang ini Teri Sakti di wilayah Jakarta, kemudian harus ada rekomendasi usulan dari pemimpin Jakarta.
04:42Saat ini adalah Mas Ram.
04:46Itu kenapa demonya ke Balai Kota.
04:50Itulah yang akhirnya terjawab begitu.
04:52Makanya kemudian teman-teman mahasiswa dari Teri Sakti ini menggelar aksi di depan Balai Kota
04:58untuk bisa mengusulkan empat kawan-kawan senior itu untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional.
05:08Betul.
05:09Nah, sebenarnya kalau yang kita dengar atau rencana mereka sebenarnya,
05:16mereka sebenarnya punya dua pilihan, ke istana atau ke Balai Kota.
05:21Tampaknya memang akhirnya dipilihnya Balai Kota.
05:24Tapi sebelumnya sudah ada komunikasi?
05:26Nah, itu yang menarik bahwa sebenarnya mereka secara delegasi sudah ketemu dengan beberapa
05:35atau sudah diterima ekspirasinya oleh beberapa staff dari gubernur DKI.
05:42Nah, dan sudah dijanjikan juga akan diproses.
05:46Karena kan memang kalau tidak salah terakhir saya coba dalami,
05:49ternyata memang ikuti gitu, ternyata memang tuntutan atau aspirasi ini sudah sampai di cash bank, Paul.
05:57Jadi sudah disesuai dengan prosesnya lah gitu.
06:01Nah, tampaknya teman-teman memang ingin, nama demonstrasi pasti kan ingin cari perhatian ya.
06:07Nah, saya kalau melihat videonya nampak betul bahwa teman-teman tidak ingin divasilitasi di depan gerbang Balai Kota,
06:13tetapi mereka ingin merangsak masuk, dengan masuk itu mereka mendapat perhatian isu mereka mendapat perhatian di tengah isu-isu yang sedang ada.
06:22Nah, cuman memang ada kesalahpahaman, ada di lapangan kan begitu yang di atas mobil.
06:28Susahnya panas.
06:29Susah panas.
06:30Yang di atas mobil melihatnya presiden mahasiswanya kayak ditahan, ditutup gitu kan,
06:36kayak lagi di sandera atau gitu gitu kan.
06:39Nah, yang di bawah sebenarnya berharap mereka untuk turun, untuk bergabung, masuk ke dalam.
06:44Tapi gerbang sudah ditutup.
06:46Nah, tampaknya itu akibatnya jadinya terjadi pembelaan diri yang eksersif lah gitu.
06:51Kira-kira kalau bahasa saya, berlebihan banget teman-teman itu.
06:54Ya memang kita akui akan ada bentrok, ada yang akhirnya sekitar 6 atau 7 polisi luka gitu ya.
07:03Kalau dari mahasiswa sendiri ada?
07:04Tiga, ada sekitar tiga kalau nggak salah.
07:06Ada tiga?
07:06Ada tiga.
07:07Itu apa, luka karma?
07:08Ya, biasa memar gitu segala macam.
07:10Karena pukulan semua-semua, Alhamdulillah ini nggak ada korban jiwa, nggak ada luka yang berat gitu ya.
07:15Tetapi apapun itu, ya proses hukumnya harus berjalan.
07:21Itu kan maksudnya bisa disangkakan sebagai penganyian, pengeroyokan, apapun gitu kan.
07:27Nah, kemudian akhirnya 93.
07:2893 itu diambil, dibawa ke Polda gitu kan.
07:32Tapi kenapa kok pemeriksaannya agak lama gitu ya, karena jumlahnya memang banyak begitu ya, sampai akhirnya dibebaskannya secara bertahap.
07:40Itu ceritanya gimana sih?
07:41Nah, ini yang menarik menurut saya dari hasil diskusi hari saya datang kan Jumat ya, ketika sekaligus menyampaikan penangguhan ke diskrimum ya, di diskrimum Polda itu.
07:56Memang akhir-akhir ini Polri juga, saya bisa pahami gitu ya, kenapa mereka ingin berperiksa lebih jauh.
08:04Polri juga, tempat itu Polda, tapi kalau dalam skala nasional Polri melihat bahwa ada eskalasi radikal dari gerakan demonstrasi hari ini.
08:15Jadi kalau kita ingat, dalam mungkin beberapa waktu sebelum peristiwa ini, ada polisi yang disandera di Semarang dalam demonstrasi mengingat MEI atau kalau nggak salah TRIW TNI.
08:30Jadi eskalasi-eskalasi ini naik gitu ya.
08:34Dan bahkan juga didalami betul apakah ini terindikasi dengan gerakan anarko, walaupun dalam akademis istilah anarko ini nggak tepat ya, tapi gerakan-gerakan yang merusak gitu ya.
08:50Tapi kan kita udah jelas, memang teman-teman mahasiswa trisaksi ini memang ingin menyampaikan aspirasinya saja gitu ya, menyampaikan aspirasinya saja, kemudian mungkin ingin dapat atensi juga.
09:01Ini betul, betul banget, betul banget.
09:03Dari pemimpin daerah, cuma kemudian akhirnya ada sedikit panas, bentrok langsung ya.
09:09Itu yang kemudian ya akhirnya berujung ricu begitu kan, sampai akhirnya 93 mahasiswa trisakti dibawa ke Polda, kemudian dibebaskan secara bertahap gitu, sampai akhirnya ada 16 ya, ada 16 mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka.
09:25Itu gimana tuh?
09:26Jadi 79-nya dibawa pulang, nah untuk mendalaman tadi tuh, apa sih motifnya?
09:32Karena baik kami gitu ya, kita yang alumni gitu ya, terus kemudian universitas, juga Polri-nya sendiri, yang Polda-nya juga penasaran gitu, apa yang membuat teman-teman mahasiswa ini sangat-sangat agresif gitu ya.
09:50Kalau kita lihat videonya kan langsung turun, terus mukul, berantem gitu, jadi bener-bener kayak orang duel gitu ya, bukan kayak orang tawuran gitu kan.
09:58Nah perilaku semacam ini, kita dalemi semacam-macam, kita semua kaget gitu.
10:01Tapi yang menarik adalah, bahwa 79-nya keluar, 16 ini secara umum banyakan adalah pengurus.
10:11Jadi presidennya disangkakan, jadi memang wajar ingin ditahu, lu mau apa sih gitu, mau apa alasan muncul gerakan kayak gitu, atau aksi semacam itu.
10:24Jadi presidennya, waktu presidennya, semuanya tuh pengurus itu ya, jadi kita bisa tahu kalau dari situ bahwa yang kemudian ditahan atau didalami, ya.
10:34Lebih lanjut pemeriksaan itu adalah para pengurus organisasi mahasiswa ini, pengurus, ya dalam hal ini, pengurus intinya.
10:42Kalau dikita bilangnya kepresma, kepresiden mahasiswa, universitas sitakti, nah mereka yang kemudian diperiksa lebih dalam.
10:50Nah sebenarnya memang kita bingung tuh, pas kita datang ke sana hanya 15, saya jumat tuh dapet cuma 15 orang, atau dikasih tahu bahwa 15, masih satu ada.
10:58Nah baru sedang pagi, ada satu mahasiswa yang kemudian baru bisa dijemput, tapi tetap, alhamdulillah, kemarin itu udah dilepaskan semua.
11:13Kecuali satu memang lagi didalami, karena dia kan si A ini ya, ini kita sebut aja si A ini, dia kan gak mengikuti pendalaman seperti teman-temannya.
11:23Dan dia lolos kan, jadi kayak tanda kutip, fugitif atau buron gitu, kira-kira waktu, sejak awal.
11:29Nah ini kan ditangkep dari hari pertama, nah si A ini kan gak akan angkut gitu.
11:34Jadi si A terpaksa harus mendalami, tapi secara prosedur, upaya penangguhan, atau secara umum gitu, penangguhan penahanan itu sudah dipenuhi.
11:45Nah yang ngusulin, atau yang meminta tuh saya ingat misalnya dari ikatan alumni, dalam hal ini, terus juga Universitas Sakti, dalam hal ini wakil rektor gitu.
11:57Juga alumni, teman-teman alumni yang pertama, kalau ini kan ikatan secara khusus ya, alumni ya Usman Hamid gitu.
12:07Saya juga sama Usman kemarin tuh mewakili Usman, datang hari Jumat juga mewakili Usman gitu, dalam rangka untuk ada beberapa orang tua yang gak bisa hadir,
12:16atau jauh karena anak-anak kos-kosan, atau gak diketahui gitu.
12:21Jadi ya kita coba bantu aja sebagai walinya gitu.
12:24Nah tapi alhamdulillah sih kemarin udah.
12:26Clear semuanya ya, clear semuanya, walaupun memang 16 ini statusnya tersangka dan wajib lapor.
12:33Ya ada wajib lapornya juga gitu, tapi ya hari ini, kemarin sebenarnya sudah di, pada saat proses pemulangan, atau ya pemulangan, pembebasan itu,
12:44bersamaan juga dari LKBH, nah saya teritahu itu menyebut namanya LKBH, lembaga konsultasi dan bantuan hukum Universitas Sakti,
12:52itu juga kemudian mengusulkan atau mengajukan restoratif jatis.
12:59Jadi pengen kita gak ada, apa, ya damai aja udah, damai aja gitu.
13:04Ya kalau bisa dikeluargaan, kekeluargaan aja lah.
13:06Nah betul, misalnya kan ada kerusaha fasilitas, nah fasilitas kan diganti, gitu kan, terus kemudian pengobatan,
13:13pengobatan kalau memang ada, polisi juga di iniin gitu ya.
13:17Termasuk juga mungkin kalau misalnya ada yang dengar, misalnya atau yang membaca atau mengikuti,
13:22itu kan ada berita teman-teman yang positif tes urinnya.
13:28Nah itu dia, polisi kan juga kemarin bilang, ada pemeriksaan urin dan ternyata,
13:33ada, kalau gak salah ada tiga ya, yang positif.
13:37Eh, apa, mengandung...
13:39Kanabis.
13:40Kanabis gitu kan.
13:41Nah, THC, nah, yang kita bisa konfirmasi memang dia mengakui,
13:47jadi si tiga mahasiswa ini mengakui, tetapi kan dalam konteks narkoba,
13:55itu belum cukup, karena kan harus ada barang bukti.
13:58Proses itu, makanya kita mau tawarkan bahwa ini pendekatannya rehabilitasi, gitu.
14:04Karena kan banyak juga pendekatan semacam itu, jadi karena dia bukan, apa ya,
14:09udah pasti kan mungkin makinnya kapan, gitu, tapi yang jelas dia bukan pengedar, gitu ya.
14:14Penyalah guna.
14:15Gitu, jadi mereka ya didorongnya, kita menawarkan, mendorongkannya.
14:19Assessment-nya rehabilitasi.
14:20Rehabilitasi, ketimbang, dan mereka kan beberapa udah tinggal mau lulus kira-kira gitu lah.
14:27Iya, udah, udah, udah, bentar lagi, udah mau selesai lah ya.
14:31Iya, bahkan misalnya ada ancaman sanksi akademis, itu pun masih debatable.
14:35Debatable-nya gini, kalau di aturannya kan mereka ada, memang ada di dalam kampus,
14:44atau aturannya tidak menjelaskan.
14:46Sebenarnya ada lubang bahwa aturannya tidak menjelaskan pemakaian narkoba itu kapan,
14:50dan di mana, atau bersama barang bukti, atau tidak bersama barang bukti.
14:53Jadi, ya kita berharap aja adik-adik ini menyesali perbuatannya, gitu.
14:58Terus kemudian, yang saya pengen bilang adalah,
15:02jangan juga kemudian karena caranya, caranya dianggap keliru atau kasar, gitu.
15:10Tapi gagasan, tuntutannya jadi kita lupa, nih.
15:13Tuntutan besarnya kan.
15:14Iya, jadi tuntutan besarnya, begitu, niat baik besarnya itu jadi agak sedikit tercederai.
15:20Iya, benar.
15:20Karena kan memang terdistraksi lah, gitu.
15:22Terdistraksi, itulah yang kemudian, padahal kan cita-citanya ingin menjadikan empat kakak di Trisaktini yang kemarin empat gugur,
15:34begitu, tragedi ini untuk menjadi pahlawan nasional, gitu.
15:36Karena kita tahu, kalau tidak ada aksi 98, mungkin kita belum berubah, ya, kan?
15:44Iya, benar.
15:45Itu kan adalah titik balik, lah, ya.
15:47Semuanya bisa berubah, gitu, kan?
15:49Ada nggak sih komunikasi, gitu, sama teman-teman, ada ya di Mahasiswa Trisakti?
15:53Kemarin ditanyain apa aja, nih, sama polisi?
15:55Oh, gitu.
15:57Kalau saya langsung nggak, karena saya bukan penasih hukum,
16:00yang kuasa hukumnya kan mungkin yang bisa ditanya Usman, ya.
16:03Usman, amit, gitu.
16:05Beberapa teman-teman LKBH, sekitar enam orang yang dari pagi sampai mereka yang nginep, ya.
16:13Nah, itu menurut saya mereka yang mungkin tahu.
16:15Tapi gini, yang pasti tidak, kita pastikan dari laporannya keluarga mahasiswa, orang tua mahasiswa,
16:24dipastikan nggak ada kekerasan.
16:25Jadi, to be honest, memang pada kasus ini atau penangkapan ini nggak ada praktek, apa ya,
16:35berlebihan dari Polda Metro, gitu, untuk mencari informasi, menggali informasi, gitu.
16:41Tapi betul bahwa Polda Metro ingin menggali, mengapa, atau mencari tahu mengapa,
16:47kok bisa jadi radikal, atau radikalnya itu sampai agresif.
16:50Agresif, agresif lah ya, bisa sampai agresif, begitu kan.
16:53Nah, menarik juga, gitu ya, karena kok terkesannya kayaknya agak alat, gitu ya,
17:00penangkuhan penahanannya, gitu.
17:02Atau mungkin karena memang banyak banget nih 93 mahasiswa,
17:05jadi benar-benar didigali satu per satu, itulah yang kemudian akhirnya
17:09prosesnya agak sedikit lama, begitu ya.
17:11Tapi, pasti dari alumni, gitu, Trisakti, dan juga pihak kampus,
17:17pasti ya maunya yang satu ini tetap harus dibebaskan, kan?
17:20Oh, yang A, si A, inisial A, ya pasti, pasti kita pengen dibebaskan.
17:25Dan memang sebenarnya secara umum, dia udah mendapat penangguhan penahanan,
17:30dan penangguhan penahanan kan sebenarnya proses pencarian informasinya,
17:34buktinya kan tetap bekerja, kan tetap dijalankan.
17:37Jadi proses hukum selanjutnya tetap jalan, kok.
17:39Jadi, ya pasti sih akan, dia kan dijemput hari Senin.
17:44Jadi mungkin kalau bahasanya, ya kemarin dia nggak dapet,
17:47ya sekarang dia ngerasain apa temen-temennya, gitu ya.
17:49Nginep dulu.
17:50Susulan, gitu.
17:51Susulan dulu, nginep susulan.
17:53Tapi sendiri, gitu kan, nggak sama temen-temen yang lain.
17:56Agak kasihan juga, ya.
17:57Agak kasihan juga, sih.
17:58Nah, itu yang apa ya, penyampaian aspirasi kebebasan berpendapat,
18:03apa yang kemudian jadi refleksi juga di 27 tahun, begitu.
18:0827 tahun lho.
18:0927 tahun.
18:10Bang Jun.
18:11Nah, pertama memang,
18:12saya dari lensanya saya pengen pakai,
18:15atau sudut pandangnya,
18:16masyarakat sipil dulu.
18:18Suka nggak suka,
18:20apa yang disampaikan,
18:21apa yang dikhawatirkan sama temen-temen Polri,
18:23maupun Polda Metro Jaya,
18:24atau yang dinotis oleh temen-temen penyidik,
18:27gitu, tentang,
18:28kok ini jadi meningkat ya,
18:30apa,
18:31dan kemudian juga di pemberitaan juga,
18:34mulai ngomongin soal anarko segala macem,
18:36ini buat saya yang terpenting adalah,
18:37kita tangkap bahwa,
18:39mereka,
18:41mungkin,
18:42ini kita harus sadari bahwa,
18:44harus kita celmati bahwa,
18:45mereka ada peningkatan,
18:47ketidaksabaran, gitu lah.
18:50Mau nggak mau,
18:50kita harus bilang bahwa,
18:51apa yang bisa letak penyanderaan di Semarang,
18:54terus kemudian,
18:56apa ya,
18:57pokoknya,
18:58yang kemarin,
18:58yang di Trisakti,
18:59dan sebelumnya kalau nggak salah,
19:00ada juga dampak yang kekeras, gitu ya,
19:02atau bentrokan yang keras di Mede, gitu.
19:05Nah, yang saya ingin bilang bahwa,
19:07ini kan sebenarnya,
19:07menunjukkan bahwa masyarakat udah nggak sabar.
19:11Jadi,
19:11demonstrasi tidak lagi,
19:13untuk menyampaikan aspek rasis,
19:15tidak lagi memuaskan mereka, gitu ya.
19:18Dan mereka di lapangan mudah,
19:19di,
19:20mudah di,
19:21apa,
19:21diprovokasi,
19:22mudah,
19:23dipancing emosinya.
19:25Nah,
19:25dari sudut pandang ini harus dianggap sebagai,
19:28apa ya,
19:29tuntutan yang makin kuat.
19:30Jadi,
19:31kalau kita lensanya pakai masyarakat sipil,
19:33tuntutan masyarakat sipilnya udah,
19:35udah muak banget lah, gitu.
19:36Udah gerah?
19:37Udah gerah banget, gitu.
19:38Udah sebel banget dengan,
19:40kayaknya banyak yang nggak berubah,
19:41nggak banyak yang nggak dilaksanakan, gitu.
19:44Nah, tapi dari sisi lensa negaranya,
19:47memang negara,
19:49eee,
19:50diharus diaku,
19:52mereka nggak cukup memberikan ruang,
19:55yang banyak terhadap,
19:57ruang atau ruang,
19:58ruang yang banyak partisipasi.
20:00Jadi,
20:01hampir semua undang-undang yang mereka tolak,
20:03ini kan semuanya kan karena undang-undang TNI,
20:05terus kemudian,
20:06ada,
20:07apa misalnya,
20:08kenaikan pajak,
20:10gitu kan.
20:11Itu semuanya,
20:13atau kebijakan-kebijakan pemerintah itu,
20:15nggak,
20:15nggak melibatkan masyarakat secara,
20:18eee,
20:19secara adil, gitu ya.
20:20Mereka nggak,
20:21nggak sama sekali dilibatkan secara adil, gitu.
20:24Nah,
20:24akibatnya ya kayak begini.
20:26Jadi,
20:26sebenarnya,
20:27dari sudut,
20:28eee,
20:29ketemu, gitu loh,
20:30yang negaranya lamban,
20:32atau negaranya cuek,
20:34sebodoh amat,
20:35gitu ya,
20:36bahkan,
20:36kalau pakai pendekatan,
20:38atau,
20:38eee,
20:39apa,
20:39kritik teman-teman,
20:40yang lebih keras lagi,
20:41pada situasi,
20:43Jokowi,
20:44maupun Prabu,
20:46ugal-ugalan, gitu ya,
20:47dalam menjalankan,
20:49eee,
20:49negara,
20:50ya,
20:51ininya makin,
20:52yang,
20:52yang di bawah, gitu,
20:53warganya juga makin,
20:55kesel, gitu.
20:56Nah,
20:57ini yang sebenarnya harus diperhatikan,
21:00karena apa,
21:01perlu diperhatikan gini,
21:02karena,
21:04regulasinya,
21:06misalnya undang,
21:07kan kita pakai,
21:07kan pasti undang-undang,
21:09eee,
21:0998,
21:10tentang,
21:10eee,
21:10tahun 98,
21:11tentang kebebasan berpendapat,
21:12gitu,
21:13kan,
21:13terus,
21:14eee,
21:14apa,
21:15surat,
21:16surat keputusan,
21:17eee,
21:17kapolda,
21:18eee,
21:18kapolri,
21:18misalnya,
21:192006,
21:20kalau nggak salah,
21:21terus kalau mau rujukan yang besarnya,
21:22yang lebih tingginya lagi,
21:23itu kalau ke bawah,
21:24ya,
21:24di atasnya misalnya pakai,
21:26eee,
21:26rujukan UN,
21:27tentang,
21:28bagaimana melakukan deskalasi,
21:30eee,
21:30pengendalian masa,
21:31gitu kan.
21:33Nah,
21:33pengalaman-pengalaman ini,
21:35apa,
21:35aturan-aturan ini,
21:37nggak cukup tuh,
21:37saya lihat tuh,
21:38jadi misalnya,
21:39jadi harusnya,
21:40jadi saya bayangkan memang,
21:41eee,
21:43ketika ada,
21:43atau ini ketika ada kecenderungan,
21:45gitu ya,
21:46bakal ada eskalasi yang meningkat,
21:48salah satu yang harus diatasi adalah,
21:50eee,
21:50polisinya lebih siap,
21:51eee,
21:53masyarakat sipilnya,
21:53atau demonstrannya juga harus,
21:55lebih kreatif,
21:56gitu ya,
21:56membahas,
21:57membaca,
21:58eee,
21:58apa,
21:58menggunakan,
22:01eee,
22:01perangkat demonstrasinya,
22:02saya bilang gitu,
22:03lalu yang terakhir,
22:05ya aturannya juga harus dipenuhi,
22:06jadi gini,
22:07misalnya gini,
22:07kalau Anda membayangkan di aturan,
22:10ada nggak di situ pemogokan,
22:12di undang-undang 98,
22:13nggak ada,
22:14tapi,
22:15sebenarnya negara kita,
22:16di undang-undang dasar sementara,
22:18pernah,
22:19jadi zamannya Hatta itu,
22:21kita mendorong,
22:21supaya pemogokan bisa,
22:23dan itu memang lazim,
22:24gitu,
22:25jadi yang saya pengen bilang,
22:26satu cerita tentang pemogokan ini,
22:28menunjukkan bahwa,
22:29sebenarnya ada variasi,
22:31dari unjuk rasa,
22:32atau unras itu,
22:32yang sebenarnya bisa dipakai,
22:34untuk macem-macem,
22:35dan itu damai loh mbak,
22:37jauh lebih damai,
22:39picketing,
22:39ada picketing,
22:40picketing itu biasanya dipakai di pabrik,
22:41gitu,
22:41udah jangan masuk,
22:42jangan masuk,
22:42gitu kan,
22:43di picketing,
22:44atau kemudian membagikan petisi,
22:47dan,
22:47supaya,
22:48ini bisa didengar,
22:50eee,
22:50bahkan ya,
22:51misalnya,
22:52Obama itu,
22:53dia bikin,
22:54we are the people,
22:55jadi,
22:55sebuah petisi langsung,
22:57ke arah dia langsung,
22:58nggak lewat,
22:59nggak lewat mentrinya,
23:00nggak lewat kongres,
23:02nggak lewat,
23:02jadi nggak ada barrier-barrier itu ya,
23:04dan langsung,
23:05iya,
23:05jadi,
23:05dan hak petisi ini kan sebenarnya kita nggak pernah,
23:07nggak pernah punya,
23:08hak petisi itu kayak apa sih,
23:09misalnya yang dipakai di Inggris,
23:10dan menurut Anda,
23:12urgensinya memang,
23:13saya udah bilang,
23:14saya udah bilang itu,
23:15ketika,
23:16eee,
23:17diskursus tentang naik ya,
23:19diskursus tentang,
23:20ketika AHOK,
23:21eee,
23:21melarang,
23:22demonstrasi di,
23:23di Jakarta,
23:24gitu kan,
23:25waktu itu,
23:25saya bikin tulisan,
23:27saya bilang bahwa,
23:28nggak bisa,
23:28demonstrasi itu,
23:29lu nggak bisa,
23:30nggak bisa tolak,
23:31lu harus,
23:31fasilitasi,
23:33nah kalau nggak lu fasilitasi,
23:34dia akan jadi kanalnya,
23:36pasti kekerasan,
23:37harus dikanalisasi,
23:38jadi,
23:39kalau mereka,
23:40seandainya saya membayangkan,
23:41demonstrasi kayak Korea Selatan,
23:43yang dianggap paling ketip,
23:44paling keren,
23:44paling,
23:45atraktif gitu ya,
23:46nah mereka itu,
23:48datang,
23:49dengan kayak,
23:50supporter bola gitu ya,
23:51terus orang yang datang,
23:52ke demonstrasi itu,
23:54tanda tangan,
23:54mereka ada tanda tangan,
23:56jadi,
23:57ada tanda tangan basah,
23:58dikumpulkan,
23:59dibawa,
23:59diberikan kepada anggota DPR-nya,
24:01kalau mereka kecewa,
24:04ya,
24:05akan tambah lagi,
24:06dalam skala terpentu,
24:07misalnya,
24:08kalau petis itu prakteknya gini,
24:09kalau udah sampai,
24:10angka bisa taruhkan 1 juta,
24:13maka nggak ada alasan lagi,
24:14DPR,
24:14untuk,
24:15membahasnya,
24:17ini kan kita nggak ada mekanisme ini,
24:18jadi,
24:18mekanisme kita,
24:20antara diterima,
24:21difasilitasi,
24:23atau dimoderasi,
24:24dengan,
24:24nerima-nerima,
24:25ngomong-ngomong doang,
24:26gitu,
24:27pulang,
24:28selalu begitu,
24:29mulai dari,
24:29nggak ada ujungnya,
24:30nggak ada ujungnya,
24:31dan kita nggak punya sikap,
24:32nggak ada,
24:32nggak ada imperatif,
24:34nah beda di negara-negara demokrasi,
24:36yang menggunakan praktek hak petisi,
24:37yang secara,
24:38secara sungguh-sungguh,
24:40ada imperatifnya,
24:41begitu juga Obama,
24:42Obama itu,
24:43kenapa misalnya di Amerika,
24:44kalau kita tahu,
24:45kenapa di Amerika,
24:46kemudian,
24:47di beberapa negara bagian,
24:49dia,
24:50apa,
24:51ada legalisasi ganja,
24:52karena,
24:53we the people itu,
24:55langsung,
24:56dan mau nggak mau,
24:57Obama,
24:57karena dia bikin sistem bahwa,
24:58kalau sudah sampai 1 juta,
25:00maka saya harus bahasnya,
25:01saya harus bahas,
25:02belum menuju,
25:03jadi kalau saya harus bahas,
25:05berarti mau nggak mau,
25:06itu,
25:07apa,
25:07tekanan masyarakat jadi penting,
25:08kalau hari ini mau sejuta orang demonstrasi,
25:12nggak tahu ngaruh,
25:13nggak tahu gimana cara ngaruhnya,
25:14kecuali,
25:15kalau nggak kita bikin kerusuhan,
25:17ini yang harusnya sebenarnya,
25:18harus dihindari,
25:19dihindari,
25:20jadi,
25:21nggak boleh ada banal,
25:22nggak boleh,
25:23nggak boleh ada,
25:24apa,
25:25deadlock,
25:26nggak boleh,
25:26harus dikanalisasi,
25:29Bang Cun melihat,
25:30di,
25:31silahkan dong,
25:33di masa-masa saat ini,
25:35gitu ya,
25:36ada pembatasan,
25:37untuk kebebasan,
25:39kita berekspresi,
25:40berpendapat,
25:41menyampaikan aspirasi,
25:42iya,
25:43bahkan sejak tahun 98 itu,
25:44saya berapa kali bilang,
25:45ini cacat,
25:46undang-undang ini harus,
25:47dilengkapi dengan hak petisi,
25:49dengan,
25:50ya tadi,
25:51mogok,
25:52gitu,
25:52walaupun kalau saya,
25:53ya walaupun petisi online kan ada ya,
25:55ya tapi nggak kuat,
25:56nggak kuat,
25:56karena nggak punya hak imperatif,
25:58bahkan kalau di,
25:59Inggris itu,
26:01hak imperatifnya sampai menyetujui,
26:02karena dia ada angka maksimum,
26:04Ini harusnya jadi perhatian DPR ya?
26:07Iya,
26:07iya,
26:07harusnya jadi perhatian.
26:08Negara-negara dan demokrasi akan,
26:09apa,
26:10itu disebut dengan demokrasi langsung,
26:12direct demokrasi,
26:13tapi intinya,
26:14saya pengen balik ke,
26:15apa tadi,
26:16penjelas,
26:17apa,
26:17pertanyaan ya,
26:18soal bagaimana,
26:20apakah,
26:22ada pembatasan,
26:22saya rasa iya,
26:23dan ini bukan,
26:24bukan zaman ini loh,
26:26ada proses yang secara berjenjang,
26:28secara bertahap,
26:29pelan-pelan,
26:30terakumulasi hari ini,
26:31terakumulasi?
26:32terakumulasi hari ini,
26:33sampai sekarang gitu,
26:34bahwa,
26:35kita makin lama di,
26:36di,
26:36ya,
26:38kriminalisasi,
26:40terus kemudian,
26:41apa,
26:43ditangkap,
26:45gitu,
26:45ditahan begitu lama,
26:46gitu,
26:47walaupun kita tahu alasannya,
26:48tetapi,
26:49dulu-dulu,
26:51hal yang kayak begini,
26:52ini gak sampai,
26:53berita panjang,
26:54gak sampai,
26:55rame,
26:56gitu,
26:57karena apa?
26:58Karena anggota DPR-nya,
26:59karena menterinya,
27:00atau siapapun ya,
27:01para pihak yang didemonstrasi,
27:02itu kemudian memberikan,
27:03menerima aspirasi itu,
27:05dan menjalankan aspirasi itu,
27:08nah sekarang,
27:08ini makin kesini,
27:09makin cuek,
27:10kayaknya,
27:12lu hanya gue perluin di,
27:13pemilu aja,
27:14atau pilkada,
27:15setelah itu,
27:16gue gak denger lagi,
27:17gitu,
27:17kita gak perlu lagi diskusi,
27:19makanya,
27:20pasti akan terus meningkat,
27:21itu yang,
27:22miris banget,
27:23miris banget,
27:23tapi,
27:24saya pikir gini,
27:26dengan kita ngobrol gini,
27:27atau membawa,
27:29diskursus ini,
27:30Mbak Adisti,
27:30membawa,
27:31apa,
27:31mengabarkan diskursus,
27:32tentang bagaimana,
27:34mendorong,
27:35atau melaksanakan,
27:37demonstrasi,
27:37bukan demonstrasi,
27:39menyampaikan,
27:39aspirasi,
27:41gitu,
27:41yang secara baik,
27:42gitu,
27:42kebebasan aspirasi,
27:43yang pas itu,
27:43kayak apa,
27:44nah saya rasa,
27:45mudah-mudahan ini jadi,
27:46jadi pemikiran,
27:47dari,
27:48para pengambil kebicaraan.
27:49apalagi teman-teman,
27:50apa namanya,
27:51anggota dewan yang terhormat,
27:53yang mewakili,
27:55perpanjangan tangan,
27:56dari warga.
27:57Misalnya gini,
27:58ambil dalam kasus,
27:59misalnya dalam kasus,
28:01terisakti aja deh,
28:02itu kan kalau kita,
28:03kalau saya,
28:04kalau kita ngeliat,
28:05apa,
28:06keputusan Kapolri,
28:07tahun 2006 itu kan,
28:09ada,
28:10skala ya,
28:10skala,
28:11skala sih,
28:12ada hijau,
28:12berarti baik-baik aja,
28:13situasi,
28:14kuning,
28:14terus merah,
28:15itu udah,
28:15udah gawat situasi,
28:16mungkin,
28:17apa,
28:19semanggi 1 itu,
28:21skala nya udah,
28:22karena kita udah,
28:23udah bentrok,
28:23emang niatnya bentrok,
28:24waktu itu kan,
28:25menggagalkan sinang,
28:26umum,
28:27eh,
28:27sinang istimewa.
28:28Nah,
28:28tapi yang saya pengen bilang adalah,
28:30dalam kasus,
28:31di,
28:32balai kota,
28:34itu kan gak ada,
28:35hijau,
28:35kuning,
28:35merah.
28:38Masih soal langsung turun,
28:38jebret karena,
28:39dan,
28:40kayaknya polisi juga,
28:41apa,
28:42apa,
28:44ya polisi juga gak punya bayangan,
28:45oh,
28:46ada loh demonstrasi,
28:47yang niatnya memang,
28:48menghadang gerbang,
28:49niatnya menghadang gerbang,
28:51terus kemudian,
28:51mereka ingin masuk ke dalam.
28:54Jadi,
28:55mereka sadar,
28:56waktu udah sore,
28:57kalau gue negosiasi,
28:58gerbang udah kemburu di kunci,
29:00mereka masuk ke dalam.
29:01Ada loh demonstrasi,
29:02misalnya dalam kasus,
29:03Indonesia Gelap,
29:04gitu ya,
29:05anak-anak ini juga nih,
29:06presmanya juga,
29:07si Faiz ini juga,
29:08itu,
29:09menjatuhkan gerbang,
29:10sebagai simbolik,
29:11itu namanya,
29:11aksi alegoris.
29:13Jadi,
29:13satu,
29:13satu aksi,
29:15yang kemudian,
29:15cuman mencitrai,
29:18cuman pengen satir,
29:19gitu,
29:20yaitu gerbang DPR-nya,
29:21dijatuhin kan,
29:22di yang paling belakang,
29:23yang timur ya,
29:23atau yang barat,
29:24lupa saya.
29:25Nah,
29:25atau dengan,
29:27satir mengatakan bahwa,
29:29presiden kita ini,
29:30Prabowo itu,
29:32dia,
29:33tidak independen,
29:34tapi dia,
29:36deket,
29:36atau bahkan pacaran,
29:37sama mantan presiden sebelumnya,
29:38Jokowi,
29:39lewat,
29:39karikatur yang dibikin,
29:40sama teman-teman ITB.
29:41Jadi,
29:42poinnya adalah,
29:43ketidakmampuan kita memahami,
29:46bahwa itulah bagian dari seni,
29:48menyampaikan berpendapat,
29:49bahwa ada kemungkinan kreatifitas,
29:51yang kayak gitu,
29:52itu akan membuat,
29:54pasti akan selalu,
29:55jadi konflik.
29:57Di polisinya kaget loh,
29:58ini gak ada hijau,
29:59gak ada kuning,
30:00tau-tau,
30:01berantem gitu kan,
30:02nah itu yang harus dipahami,
30:03dan memang,
30:04demonstrasi pasti,
30:06menurut saya,
30:07gak bisa ditebak,
30:08tapi,
30:09berdasarkan catatan saya sendiri,
30:10saya bisa memilah,
30:12karakter-karakter demonstrasi,
30:14polanya,
30:14segala macam,
30:15dan itu menunjukkan bahwa,
30:17kita butuh,
30:18aturan yang lebih lengkap lagi,
30:20lebih komprehensif lagi,
30:21tentang menata,
30:22unjuk rasa,
30:24dan penyampaian aspirasi.
30:25Apa yang ada di,
30:27pikiran,
30:30atau kacamata,
30:31Bang John saat ini ya,
30:33ketika,
30:3327 tahun,
30:35reformasi,
30:37kemudian sekarang,
30:38di saat-saat sekarang,
30:39di era sekarang,
30:40demokrasi kita tuh sekarang,
30:43kayak gimana sih?
30:44Ya,
30:44kalau literaturnya akademis,
30:47kalau rujukannya referensi yang akademis,
30:49mau itu,
30:50apa,
30:52ya,
30:53baik,
30:53indonesi,
30:54apa,
30:55lokal,
30:55nasional,
30:57maupun,
30:57para pemahati,
30:58Indonesianis,
30:59biasanya disebutnya,
31:00nah,
31:00mereka juga mengatakan,
31:01hampir semuanya,
31:02bukan hampir semuanya,
31:03mengatakan bahwa,
31:04kita mengalami kemunduran demokrasi,
31:06demokrasi,
31:06kemunduran,
31:07jadi,
31:08kalaupun mau pakai skala,
31:10skalanya kan misalnya,
31:110 sampai 10 gitu kan,
31:12demokrasi yang baik,
31:13sama 0,
31:14itu udah mundur,
31:15tadi juga saya dengar,
31:17udah bukan lagi,
31:18skalanya 1,
31:192,
31:193,
31:194,
31:205,
31:205,
31:20justru,
31:21mundur,
31:21jadi gini,
31:21kalau pakai matematis,
31:26kita agak membingungkan,
31:27tapi paling gambarannya adalah,
31:30ada yang bilang terakhir itu,
31:31sebuah lembaga yang,
31:33mengatakan bahwa,
31:34hari ini,
31:36Indonesia itu,
31:37dikelompokkan sebagai,
31:39negara otoritarian,
31:40negara otoritarian,
31:42tapi,
31:44melaksanakan demokrasi,
31:45atau ada yang bilang juga,
31:46demokrasi palsu,
31:47dia pemilu ada,
31:49tapi udah,
31:50udah di,
31:51udah di setting,
31:54gitu,
31:54makanya pilkada,
31:55apa segala,
31:55udah di,
31:57udah di atur,
31:58sedemikian rupa,
31:59yang menang ini,
32:00atau yang ini,
32:00dua-duanya juga,
32:02kita bisa masuk,
32:02kira-kira gitu,
32:03kita bisa,
32:04bisa atur gitu,
32:05nah dalam konteks ini,
32:06makanya,
32:08tidak ada yang lepas dari,
32:10tidak ada,
32:12elit yang lepas,
32:13dan saling berkait,
32:15dan kalau misalnya,
32:15otoritariannya,
32:16gayanya apa,
32:17apakah dia,
32:18bertumpu pada satu orang,
32:19misalnya,
32:20sebut saja,
32:20yang sering dimuncul,
32:21Jokowi,
32:22gitu,
32:22atau Prabowo,
32:23enggak,
32:23menurut saya,
32:24ada,
32:25ada,
32:26apa,
32:26ada aktor-aktor yang saling,
32:28saling,
32:29bekerja sama,
32:31gitu,
32:32sometimes,
32:32ya memang,
32:33yang menonjol si A,
32:34si B,
32:34si C,
32:35gitu,
32:35tapi intinya,
32:36tetap,
32:37ini,
32:38negara otoritarian,
32:39otoritarian itu kan,
32:40berarti ada yang otoriter,
32:41gitu,
32:41yang enggak mau dengerin,
32:42gitu,
32:43tapi,
32:44dengan,
32:45label demokrasi,
32:47yang,
32:48pura-pura,
32:48gitu,
32:48itu,
32:50makanya saya bilang,
32:50kalau 0 sampai,
32:51sampai 10,
32:53ya kalau dia masuknya ke negara otoritarian,
32:56ya harus tetap masuk ke sana,
32:57gitu,
32:58tapi mungkin,
32:59minus 1,
32:59minus 2,
33:00kita enggak tahu,
33:00tapi poinnya adalah,
33:02kita sebenarnya dalam kondisi itu.
33:03Untuk 5 tahun ke depan,
33:04Anda melihat,
33:05apakah akan ada pergerakan,
33:08yang lebih baik soal demokrasi,
33:10atau justru,
33:11tetap akan mengalami kemunduran?
33:13Kalau kita belajar dari negara-negara modern,
33:15negara-negara demokrasi,
33:17yang,
33:19entah gimana cara,
33:20mereka berusaha untuk,
33:22ya selalu kan,
33:23kelompok yang pengen mendominasi,
33:25atau mengatur,
33:27atau oligark,
33:28ini kan selalu ada di tiap,
33:29apa,
33:30negara kan,
33:31saya berani bilang bahwa,
33:33ini siklus.
33:35Oke.
33:35Ini siklus,
33:36jadi saya berani bilang bahwa,
33:38ekspektasi teman-teman bahwa ini bisa berdua,
33:40pasti ada.
33:41Karena gini,
33:42di tahun,
33:43Tapi bisa gak berubah?
33:44Bisa banget.
33:45Setelah 5 tahun ini?
33:46Bisa,
33:46prasyaratnya harus dipenuhi aja.
33:48Misalnya gini,
33:49Anda harus ingat,
33:50atau kita semua harus ingat,
33:51bahwa tahun 98,
33:52ada prasyarat yang sulit untuk kita penuhi,
33:54tapi terpenuhi.
33:55Misalnya apa?
33:56Fraksi ABRI setuju bahwa,
33:58Presiden Soeharto harus mundur.
33:59Itu prasyaratnya gak pernah dipikirkan sama siapapun.
34:03Harmoko yang begitu menyanjung presiden Soeharto,
34:06kemudian dia meminta,
34:08Pak Harto untuk datang ke,
34:10MPR-DPR,
34:12untuk disidang pertanggung jawaban,
34:14mempertanggung jawabkan gitu kan.
34:16Artinya apa mbak?
34:17Prasyaratnya dipenuhi aja.
34:18Kalau hari ini kita merasa,
34:19misalnya problemnya ada di ketua DPR,
34:22problemnya ada di,
34:23untuk ya,
34:24kemudian melakukan problemnya ada di Prabowo,
34:27ada di Gibran,
34:29ada dimanapun,
34:30nah prasyarat-prasyarat perubahannya itu harus dipenuhi.
34:34Misalnya kayak PDIP misalnya,
34:36punya keluhan bahwa mereka oposisi,
34:37tapi oposisi yang gak begitu kuat-kuat banget,
34:41cuma colek-colek aja gitu,
34:42karena di undang-undang TNI dianggap ikut-ikutan,
34:44atau masih tetap memfasilitasi.
34:47Ya kalau emang mereka menunjukkan,
34:48pengen menunjukkan daya oposisi,
34:51ya ganti aja,
34:52pimpinan atau fraksinya atau apa gitu.
34:54Jadi menurut saya,
34:56prasyarat-prasyarat perubahannya,
34:57begitu juga Golkar,
34:59kalau Golkar pengen radikal,
35:00radikal Golkar pernah ada terjadi tahun 1908,
35:02ketika mereka gak mendukung Pak Harto juga gitu kan.
35:06Jadi menurut saya,
35:08selama prasyaratnya itu terpenuhi,
35:11bisa-bisa aja.
35:12Prabowo,
35:13mau itu,
35:14siapapun,
35:14pasti bisa jatuh,
35:15pasti bisa jatuh,
35:16bisa tergantikan.
35:17Dan sekali lagi,
35:19gak akan bisa membendung,
35:20Indonesia berapa kali-kali,
35:22gak akan bisa membendung aspirasi,
35:25gerakan,
35:26gerakan,
35:27sosial,
35:28civil society.
35:30Tiga kata untuk,
35:31demokrasi,
35:32kebebasan berpendapat,
35:33dan kebebasan,
35:34berekspresi,
35:35menyampaikan aspirasi,
35:36di Indonesia saat ini.
35:38Tiga kata.
35:39Revolusi sampai mati.
35:40Karena gini,
35:41saya pengen bilang gini,
35:42kenapa revolusi sampai mati?
35:43Karena sebenarnya,
35:44istilah reformasi itu,
35:46yang menemukan itu,
35:47atau yang kemudian memfrasikan itu,
35:49adalah kelompok akademik,
35:50yang ingin membuatnya menjadi sebuah,
35:53bukan ancaman bagi Pak Harto.
35:55Makanya Pak Harto setuju aja,
35:56dibikinin kabinet reformasi,
35:57yang isinya,
35:58ada Caknur,
35:59walaupun Caknur menolak.
36:00Tapi,
36:01kita di,
36:02mahasiswa itu gak pernah berhenti,
36:03untuk mengatakan,
36:04revolusi sampai mati.
36:05Revolusi sampai mati.
36:07Kita masih punya harapan itu,
36:09begitu ya.
36:09Dan kita berharap,
36:10kebebasan berekspresi,
36:11dan menyampaikan aspirasi,
36:12termasuk demokrasi,
36:14yang saat ini,
36:14bukan lagi kemunduran,
36:15tapi kemudian ada perubahan yang cukup.
36:17Saya yakin,
36:17kesannya ke arahnya.
36:18Terima kasih.
36:19Bang Johan Muhammad sudah bergabung,
36:21di On Point with Adi Stila Rasati,
36:23membahas bagaimana,
36:25titik balik 27 tahun,
36:27tragedi Trisakti,
36:28yang kemudian kita tahu,
36:30merubah banyak,
36:31kondisi,
36:32Indonesia kita.
36:34Ya, betul.
36:34Sampai saat ini.
36:35Terima kasih.
36:36Thank you Bang,
36:36selamat-lamat, thank you.
36:37Nah, itu tadi perbincangan saya,
36:38dengan Bang Johan Muhammad,
36:40kita nanti jumpa lagi,
36:41di episode selanjutnya,
36:42membahas,
36:43topik-topik yang lebih menarik lainnya.
36:45Terima kasih,
36:45sudah bergabung bersama kami,
36:47di On Point with Adi Stila Rasati.
36:49Sampai jumpa.
36:50Thank you Bang Johan.
36:51Sampai jumpa.
36:52Revolusi sampai mati.
36:53Terima kasih telah menonton

Dianjurkan