Harapan Presiden Prabowo Tunjuk Letjen Djaka dan Bimo: Bisa Jalankan Visi Misi

KompasTV

kemarin dulu

KOMPAS.TV - Presiden Prabowo Subianto menunjuk Letjen TNI (Purn.) Djaka Budi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai dan Bimo Wijayanto sebagai Dirjen Pajak dengan sejumlah pertimbangan strategis yang berkaitan dengan visi pemerintahan dan agenda reformasi kelembagaan.

Langkah ini menunjukkan bahwa Prabowo ingin kombinasi ketegasan militer dan ketelitian teknokrat untuk menjaga dan mengoptimalkan pendapatan negara.

Simak selengkapnya di sini: https://youtu.be/SsJ41yKIB0c?si=r17ovwK8PVMUt5gH

Baca Juga [FULL] Wartawan Istana Ungkap Alasan Presiden Prabowo Pilih Dirjen Djaka & Bimo | Istana & Presiden di https://www.kompas.tv/talkshow/596535/full-wartawan-istana-ungkap-alasan-presiden-prabowo-pilih-dirjen-djaka-bimo-istana-presiden

#Prabowo #SriMulyani #DirjenPajak #DirjenBeaCukai #DjakaBudiUtama #BimoWijayanto #KementerianKeuangan #PodcastIstana #KompasTV #BeritaTerkini #KompasTV

Digital Manager : Haris Mahardiansyah

EP: Anna Ariestania

Produser: Leiza Sixmansyah

Video Editor: Noval

Grafis Thumbnail: Farhan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/597039/harapan-presiden-prabowo-tunjuk-letjen-djaka-dan-bimo-bisa-jalankan-visi-misi-istana-presiden

Kategori

🗞

Berita

Transkrip

Tampilkan transkrip video lengkap

00:00Nah, saking krusialnya, sampai Presiden Prabowo sendiri yang menunjuk ya.

00:04Meskipun kita tahu bahwa Kementerian Keuangan juga sekarang langsung bertanggung jawabnya kepada Presiden ya, Mas Haria.

00:09Nah, apalagi untuk posisi yang krusial ini, Dirjen Beha Cukai.

00:13Langsung yang ditunjuknya adalah Purnawirawan TNI.

00:16Yang ingin dipastikan apakah selain ditunjuk langsung Presiden,

00:20tapi juga latar belakang militer ini diharapkan bisa memulihkan kepercayaan dalam hal ini Presiden

00:26untuk mengerjakan PR-PR yang banyak sekali ini.

00:30Iya, kan dengan latar belakang militer, dan juga Pak Bimo dengan latar belakang sepolatar Nusantara,

00:39itu kan ada disiplin yang kuat gitu ya, yang mereka terima selama pendidikan itu.

00:46Jadi, ada rasa semangat korps yang dimiliki oleh Presiden sebagai TNI juga,

00:55jadi diharapkan dengan dipegang oleh seorang tentara, dengan punya disiplin yang kuat dari sekolah Taruna,

01:03dua penerimaan itu tidak dimainkan-mainkan gitu ya.

01:05Karena selain juga kan target untuk peningkatan penerimaan juga tinggi,

01:11tax ratio misalnya, tax ratio pajak saat ini itu masih sekitar 10%, 10,12%, 10,20%.

01:20Masih jauh banget dari targetnya ya, Mas Harrih?

01:23Memang lelet, dari tahun-tahun yang lalu itu 8, 9, 10%, nah target kita tahun ini sebetulnya 11%,

01:3111% dengan rasio penerimaan pajak yang besar, itu artinya daya juang perjuangan di jang pajak pun juga akan kuat gitu ya.

01:42Belumlah selesai berjuang, ada kasus korupsi misalnya Rafael Alun, kita masih ingat bener kan Mas Harrih,

01:48wah itu semakin susah aja negara untuk mengumpulkan pajak.

01:53Sehingga ya boleh dibilang, bagaimana kalau sekali-sekali mungkin pikirannya,

02:01ini militer yang pegang, apalagi di biacukai itu kan juga pintu masuk-keluar masuk barang legal maupun ilegal ya.

02:09Presiden nggak mau bahwa semua barang harus dipastikan masuk dikenakan tarif.

02:16Dan bocor-bocor itu kan melibatkan oknum di dalam, nggak mungkin nggak kan Mas?

02:20Iya, dengan pimpinan militer tentu diharapkan bisa dikendalikan ya.

02:24Kan memang positifnya di jen biacukai maupun di jen biacukai pajak itu dia bisa menjalankan visi-misi Presiden betul-betul begitu ya.

02:35Meskipun sisi negatifnya, jadi Presiden bisa mengendalikan langsung begitu.

02:44Karena mereka bisa langsung diakses oleh Presiden.

02:48Berbeda dengan kalau pejabatnya sipil yang selama ini berasal dari Kementerian Keuangan.

02:54Kan selama ini juga yang menjadi di jen pajak, di jen biacukai, dan SNS di Kementerian Keuangan.

03:05Kebanyakan itu mereka kan alumni politeknik keuang negara, sekolah tinggi, administrasi negara.

03:12Jadi, banyak yang memang lulusan itu ya harus punya kemampuan prestasi yang lebih untuk bisa bersaing.

03:26Karena sekarang kan bersaing berarti ini.

03:28Mereka tidak otomatis bisa menjadi pejabat.

03:31Masih ada TNI-TNI yang juga punya profesionalisme yang tinggi juga.

03:36Ada dari TN, ada dari AKMIL, lulusan aku juga bisa bersaing untuk itu.

03:41Betul, karena misalnya kayak Pak Jaka ya, Pak Jaka itu kan terakhirnya dia menjadi sekretaris utama di badan intelijen negara ya.

03:53Itu kuat di beliau. Beliau sebelumnya juga irjen di Kemhan.

03:56Pak Bimo, meskipun dia sekolah Taruna, tapi jebulan Gajah Mada.

04:02Dan dia juga pernah menjadi analis senior di jen pajak loh.

04:09Jadi, beliau memang berkecimpung juga di pajak.

04:12Jadi, sebenarnya bukan nama-nama asing ya untuk di pemerintahan.

04:16Ya, Pak Jaka kita tahu dari Kemhan.

04:19Tadi sudah disebutkan Mas Har juga, lalu di BIN, Pak Bimo juga, bukan orang asing juga di jen pajak.

04:25Pak Bimo itu pernah menjadi tenaga ahli di kantor setelah presiden di eranya Pak Jokowi.

04:32Bahkan, beliau kan juga menjadi salah satu deputi ya di kantor Menteri Perekonomian.

04:41Jadi, memang beliau secara keilmuan mungkin dan secara kompetensi bisa layak.

04:49Bawa satu bulan, dua bulan seperti yang diminta busri kan.

04:52Satu bulan, nggak usah ngomong dulu komedia, tapi bekerja dulu, mengenal dan juga mendalami dan juga langsung bekerja.

05:00Apa yang mesti harus dilakukan.

Dianjurkan

2:39

Selanjutnya

Legislator PDIP Kritik Telak usai Prabowo Batalkan Diskon Tarif Listrik: Rakyat bukan Konten Viral!

Suaradotcom