Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 5/30/2025
The childhood story of Dahlan Iskan who wanted shoes and a bicycle to go to school. | dG1fTFdsY09rN3dLNkk
Transcript
00:00欸!!
00:02NO!
00:04HA!
00:06Eeeh!!
00:08Eh!!
00:08No, aah!
00:09Oh, Uri!
00:10Nanti kita tahu ya!
00:11Soap it, Bu.
00:14Eussh!
00:15Nggak, Le!
00:16Lebih sakit...
00:18...kalau punya anak suka mencuri!
00:24Sukih Tanpoiman,
00:25Papah melarat Ananeng Iman.
00:27Sukih Ananeng Iman, Pak.
00:30Sore I eat Ubi, now I eat Ubi again, when do you eat Ubi, when do you eat Ubi, Mas?
00:45Jacqueline, you didn't even wear a jacket?
00:48Really, Ustaz?
00:50Ya Allah, send me a jacket, Ya Allah. Amin.
00:55Saya memang menginginkan sepatut, Pak Ustaz.
01:01Tapi bukan begini caranya.
01:04Saya sudah menyusahkan banyak orang.
01:08Sekarang saya malu.
01:11Maaf, Pak. Saya nggak sengaja.
01:15Nggak sengaja. Kalau sengaja, itu namanya kurang ajar.
01:20Kenapa perlu jangan diikat, Mas?
01:23Ya untuk nangan lapar supaya perutmu nggak melilih.
01:27Jadi laki-laki harus kuat.
01:31Jangan gampang menangis.
01:34Iiiiih! Aku bukan anak kecil lagi.
01:38Aku sekecil.
01:41Aku pengen bantu bapak.
01:44Kalau disuruh milih, saya pilih mundur dari tim folly.
01:49Buat saya keluarga itu nomor satu, Mas.
01:52Ibu mau ngebut hati, Le.
01:56Biar Ibu bisa ngumpulin uang buat kamu.
02:02Ibu janji.
02:05Ibu akan membelikan kamu suatu ya, Le.
02:10Se людakidence yang luar biasa,
02:19lebih baik-baik.

Recommended