00:00Tapi kalau hubungan dengan adik-adiknya Mas To, itu selama di istana seperti apa sih kehidupan sehari-harinya gitu Mas To?
00:08Ya, kalau itu sih biasa, kayak kakak-kakak adik aja.
00:13Nggak ada apa istimewanya apa, biasa-biasa aja gitu.
00:16Tapi pasti sering lihat Bapak bekerja misalnya, Bung Karo bekerja, perasaan nggak sih kayak gimana aja tugasnya kepalanya?
00:23Justru saya kalau ngeliat Bapak kerja terus saya males kalau mesti jadi presiden.
00:27Oh, justru nggak mau jadi presiden anak presiden? Kenapa Mas To?
00:31Habis satu hari tidur cuma tiga jam. Malam-malam lagi enak tidur, Ajudan datang.
00:39Pak ada berita begini, bagaimana polisinya harus gimana? Mahles.
00:45Memang bisa Mas To? Langsung masuk ke kamar Bung Karo? Katanya ada beberapa menteri yang bisa masuk ke kamar Bung Karo? Langsung lapor ya Mas To?
00:54Iya. Makanya Pak Ruslan, terus yang deket lagi itu Pak Franseda.
01:02Pak Franseda itu yang kalau nggak salah meminta Bung Karo kasih nama Kompas.
01:07Oh, betul.
01:08Yang minta Bung Karo kasih nama Koran Baru lah.
01:12Apa terkasih nama Kompas, Pak Franseda.
01:15Terus siapa lagi ya?
01:18Ada dua tiga menteri lah.
01:21Dapat akses untuk menemui Bung Karo ya.
01:24Makanya Mas To bilang presiden Soekarno hanya bisa tinggal tiga jam ya.
01:30Ya, rata-rata sehari tiga jam.
01:32Saya ingat foto ini Bung Karo makin sepuh ya Mas To ya.
01:37Ini Mas To.
01:38Ini udah sakit ginjal.
01:40Udah sakit ginjal.
01:42Ini diambil waktu Bung Karo dengan Bung Hatta masih jadi satu atau udah terpisah?
01:49Udah Bung Hatta waktu itu udah nggak wakil-wakil presiden.
01:52Bukan wakil presiden.
01:53Udah antara lain ngeritik Bung Karno lah.
01:58Demokrasi kita lagi.
02:01Tapi relasi keduanya tetap personal sangat akrab ya Mas To ya?
02:07Masih mau dipoto berdua ya?
02:08Ini kalau nggak salah waktu akad nikahnya Rahma deh.
02:15Pak Arta datang, Bung Karno juga datang.
02:18Dapet izin, yaudah saya potret.
02:22Cepret, cepret.
02:24Nah Mas To kan tidak hanya Bapak, tidak hanya Bung Karno yang jadi presiden.
02:29Tapi adiknya Mas To juga Bung Magawati jadi presiden kelima.
02:32Nah itu gimana Mas To?
02:34Apakah juga memberikan misalnya sumbang saran kalau ke Bung Magawati?
02:38Pada saat menjabat atau seperti apa?
02:40Relasinya sama Mas To?
02:40Oh iya, terutama kalau dia minta gimana Mas kalau soal gini-gini.
02:45Ya saya kasih tau aja gimana.
02:47Terus kalau ada masalah yang kira-kira krusial itu juga saya omongin hati-hati dis.
02:56Sekarang ini situasinya gini, gini, gini, gini.
02:59Oh memberikan saran juga ya masukkan situasi politik kayak gimana.
03:03Mas Hartono juga kan wartawan pada masanya Bumega waktu itu.
03:06Iya waktu itu Adis itu panggilan akrab untuk Bumega ya.
03:10Kalau Mas To manggil Bumega itu Adis ya.
03:12Kenapa sih bukan Mas To yang jadi presiden?
03:15Kan tadi saya udah ngomong.
03:17Ngomong jadi presiden soalnya.
03:20Tapi ditawarin pernah?
03:21Atau misalnya ada yang mengusung misalnya,
03:23Mas To, maju deh.
03:24Banyak yang dorong saya untuk jadi presiden gitu.
03:28Tapi saya bilang males.
03:30Saya ingat Mas To.
03:30Dan Bapak juga tau watak saya tuh gak mungkin ya jadi presiden.
03:35Sampai jumpa di video selanjutnya.