Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Program makan bergizi gratis, andalan Presiden Prabowo Subianto sudah berjalan selama 4 bulan.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengeklaim sudah terdapat seribu lebih satuan pelayanan gizi di 38 provinsi dan melayani minimal 3 juta penerima manfaat.

Namun di tengah pelaksanaannya, masalah muncul soal pembayaran terhadap mitra dapur MBG termasuk dugaan penggelapan dana.

Bagaimana langkah pemerintah mengatasi hal ini? Kita bahas bersama Politisi Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko dan Anggota DPR Komisi IX dari Fraksi PDIP, Edy Wuryanto.

Baca Juga Sentil Pihak yang Kritik MBG, Presiden Prabowo: Kagetnya Ada Profesor yang Nyinyir di https://www.kompas.tv/regional/588930/sentil-pihak-yang-kritik-mbg-presiden-prabowo-kagetnya-ada-profesor-yang-nyinyir

#mbg #polemikmbg #evaluasimbg

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588935/dugaan-penggelapan-dana-mbg-bagaimana-langkah-pemerintah-atasi-masalah-ini
Transkrip
00:00Saudara sejumlah masalah mengemuka di tengah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis.
00:06Padahal lewat program ini Presiden Prabowo ingin memastikan tidak ada lagi anak-anak Indonesia yang kelaparan atau kurang gizi.
00:19Program Makan Bergizi Gratis andalan Presiden Prabowo Subianto sudah berjalan selama 4 bulan.
00:24Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengklaim sudah terdapat seribu lebih satuan pelayanan gizi di 38 provinsi dan melayani minimal 3 juta penerima manfaat.
00:38Namun di tengah pelaksanaannya masalah muncul soal pembayaran terhadap mitra dapur MBG, termasuk dugaan penggelapan dana.
00:46Presiden Prabowo memastikan persoalan ini akan diurus pemerintah.
00:51Penggelapan?
00:51Ya dana MBG masih diurus sama Polres di Akarta Selatan.
00:54Nanti saya cek ya, saya belum tahu.
00:58Polres sudah kesal masih diurus?
00:59Sudah ditangani?
00:59Oh ya?
01:00Jadi kalau ditangani sudah ada informasi yang sudah diurus?
01:04Oh ya? Oh ya? Belum.
01:06Belum.
01:07Pasti diurus.
01:09Setiap sen uang rakyat akan kita jaga.
01:13Ya?
01:13Guna mengatasi kisruh pendanaan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana bilang, pihaknya akan memberikan uang muka, sehingga belanja untuk program makan bergizi gratis tidak menggunakan uang pribadi mitra.
01:28Di mana kami tidak lagi menerapkan sistem reimburse, mulai pertengahan bulan ini kami sudah mengirimkan uang muka.
01:37Dan bahkan untuk satuan-satuan pelayanan pemenuhan gizi baru yang akan operasional, baru boleh jalan kalau uang muka dari Badan Gizi sudah masuk ke dalam rekening bersama tersebut.
01:49Sehingga uang yang digunakan untuk belanja dan lain-lain adalah uang badan gizi nasional, bukan uang mitra.
01:59Namun kuasa hukum salah satu mitra dapur MBG mengaku kliennya masih beroperasi menggunakan dana pribadi dan belum menerima pembayaran dari yayasan.
02:10Kerugian yang diderita kliennya hampir menyentuh 1 miliar rupiah.
02:14Kita tepekan sampai saat ini dapur SPPG Kalibata masih berjalan, namun berjalan dengan dana pribadi.
02:23Jadi dari kamis kemarin sampai hari ini itu masih berjalan dengan dana pribadi.
02:27Kerugian yang kita tafsir dari perjanjian kita dengan yayasan per hari per minggu kemarin itu sampai 975.375.000 rupiah.
02:36Nah sampai saat ini pun itu belum dibayarkan sama sekali.
02:41Jadi pembayaran dua tahap kita sudah lakukan, 65.000 rupiah kita sudah masak itu belum dibayar.
02:47Dana bantuan dari BGN yang sudah diberikan juga itu belum diberikan kepada mitra dapur.
02:53Jadi sampai hari ini kita masih memasak menggunakan uang pribadi demi melanjutkan program Bapak Prabowo Subianto.
03:00Selain soal pembayaran mitra dapur, masalah lain yang juga jadi sorotan adalah soal higienitas menu makanan MBG.
03:09Seperti yang terjadi kemarin di Cianjur, Jawa Barat, puluhan siswa alami keracunan.
03:15Kepala BGN bilang kejadian ini sudah tertangani dan semata persoalan teknis.
03:20Dari 1079, satu dua satuan payanan yang masaknya kurang proper sehingga menimbulkan masalah dalam hal kesehatan.
03:30Tapi Alhamdulillah seperti di Cianjur kita lihatin ya ada 51 yang keracunan tapi kan dari 2.700 menu.
03:39Jadi Alhamdulillah tidak 2.700 tapi hanya 51 dan Alhamdulillah sudah tertangani juga.
03:43Itu hanya masalah teknis saja.
03:45Jadi secara umumnya sebetulnya Alhamdulillah berjalan lancar.
03:51Presiden Prabowo menargetkan makan bergizi gratis akan diterima 82 juta penerima manfaat.
03:57Anggarannya pun tak sedikit mencapai 71 triliun rupiah.
04:02Tim Liputan, Kompas TV
04:04Sementara itu program makan bergizi gratis mulai dilaksanakan di kota Jayapura, Papua.
04:14Di hari kedua pelaksanaan program MBG, siswa mempertanyakan tidak adanya susu di paket menu.
04:19Seperti di hari pertama kemarin.
04:21Pihak sekolah berharap pelaksanaan program MBG ini bisa berkelanjutan sesuai janji Presiden Prabowo.
04:26Lalu bagaimana pelaksanaan program makan bergizi gratis di kota Jayapura di hari pertama atau di hari kedua ini?
04:36Kita tanyakan pada Jurnalis Kompas TV, Findi Rahmeni di sana.
04:40Findi, pelaksanaan MBG di sana dan menu yang paling digemari siswa apa saja hari ini?
04:46Ya, selamat malam rakyat dan budaya saudara terkait dengan proses pembagian yang akan bergizi gratis di wilayah Jayapura.
04:56Hari ini dilakukan di satu setelah yaitu SD3 Standby Sementara.
05:03Dimana proses pembagian ini dilakukan sekitar pukul sembilan waktu milik ini diberikan kepada 327 anak di SD3 Standby Sementara ini.
05:14Dan antifiasnya dari anak-anak sangat tinggi dimana mereka sudah menanti atau menunggu sejak pagi, sejak masuk kelas.
05:25Mereka sudah menanyakan kepada ibu guru, pasan atau jam berapa makan bergizi gratis ini akan datang di sekolah.
05:32Dan ketika datang mereka sangat antifias untuk menerima makan bergizi gratis di sekolah mereka.
05:40Oke, mengenai menu yang diberikan kepada para siswa, apakah ada keluhan atau para siswa menyukainya menu yang disajikan hari ini?
05:51Ya memang tadi pagi dari teman-teman kami di sekolah SD3 Standby Sementara ini ada beberapa siswa yang memperkenalkan menu yang diberikan hari ini cukup berbeda dengan hari pertama kemarin.
06:03Kemudian hari pertama kemarin disediakan nasi, kemudian ayam, tisi, dan buah.
06:09Tapi untuk hari kemarin ini, kemarin yang disediakan adalah nasi, buah, kemudian syahrir, dan ikan.
06:18Dan tampak ada sisinya ini menjadi atau dipertanyakan oleh para siswa sebagai pilihan yang tidak diri.
06:26Mereka memperkenalkan di masa untuk hari ini tidak ada susu seperti itu.
06:31Mereka berharap bahwa setiap menu yang diberikan pada misalnya ini,
06:36yang diberikan sesuai dengan pasif itu yang akan kita sesuaiin.
06:41Baik, terima kasih laporan langsung Findi Rakmeni langsung dari Kota Jayapura, Papua.
06:47Saudara, di tengah pelaksanaan program makan bergizi gratis muncul sejumlah masalah.
06:53Nah, bagaimana langkah pemerintah mengatasi hal ini?
06:56Kita akan bahas bersama politisi Partai Gerindra Hendra Samarantoko
06:59dan anggota DPR Komisi 9 dari fraksi PD Perjuangan, Edi Wuryanto.
07:03Selamat malam, Mbak Bapak.
07:06Selamat malam.
07:07Selamat malam, Mas.
07:09Saya ke Edi dulu, Pak Edi.
07:13MBG ini sudah berjalan 4 bulan lah kira-kira ya.
07:16Tapi soal pembayaran, pembayaran mitra dapur,
07:19ini mengemuka, terutama saat kejadian atau kasus yang mengemuka di Kalimbatan, Jakarta Selatan.
07:25Sejauh ini Anda evaluasi terhadap hal ini, Pak Edi?
07:29Oh ya, ya.
07:30Komisi 9 harus memastikan seluruh mitra BGN, yayasan itu harus diperhatikan dengan baik ya.
07:40Terutama soal anggaran.
07:42Karena ini kan yayasan, anggaran yang dimiliki juga sangat terbatas.
07:45Dia harus menyediakan sarana dapur, peralatan dapur, alat makan, mobil, transportasi.
07:52Beban mereka tinggi.
07:54Sementara di fase-fase awal ini, ya Anda ketahui dia harus menyediakan makanan beberapa hari,
08:04bahkan minggu, bahkan ada yang dua minggu.
08:06Tentu ini menjadi beban yang berat bagi yayasan.
08:09Nah, ya saya memahami lah, karena anggaran ini kan baru dikedok, Komisi 9 itu Januari ya.
08:15Februari-Maret persiapan, dan kami sudah koordinasi dengan BGN awal April ini,
08:22anggaran sudah mulai lancar, maka yang disampaikan oleh Kepala BGN tadi benar.
08:27Yang kemarin itu modelnya Reimbus gitu ya.
08:30Ya, saat itu WSB banyak-banyak, dia menyediakan duit untuk masak,
08:34kemudian menunggu Reimbus, lalu Kepala BGN mengambil alternatif bahwa ini dibayar di muka dulu,
08:42baru yayasan masak.
08:44Itu saya kira langkah yang baik.
08:46Tapi tadi di berita pengantar, Pak Edi, kita juga masih dengar pengacara dari Mitra ini mengatakan
08:52bahwa belum ada pembayaran sampai saat ini.
08:54Ini juga yang jadi hambatan katanya untuk melaksanakan program MBG di hari-hari kemudian.
09:00Memang Komisi Sembilan tidak menyarankan yayasan bermitra ya, karena konsepnya kan dapur.
09:07Jadi mitra utama BGN itu dapur, lalu BGN menempatkan tiga orang di situ ya.
09:13Terlalu banyak sub begitu ya jadinya ya.
09:16Aligisi, lalu alig keuangan, untuk menjamin semuanya berjalan lancar,
09:21tapi di masa awal memang tidak bisa dipungkiri.
09:24Yayasan akhirnya mengajak lagi mitra catering.
09:27Nah kalau catering ini berarti kan mitranya tambah.
09:31Nah persoalan di Kalibata itu kan BGN sudah transfer kepada yayasan,
09:36yayasannya yang belum menyelesaikan kewajibannya kepada catering.
09:40Nah oleh karena itu kalau terlalu banyak mata rantai seperti ini,
09:44persoalan akan semakin tambah.
09:45Maka ke depan, Komisi Sembilan tidak mengizinkan itu penggunaan catering, model catering.
09:53Di samping juga kita tidak bisa mengawasi kualitas makanan dimasak oleh catering.
09:58Maka konsep ke depan ya harus dapur masak sendiri, ada aligisinya, diawasi,
10:04bahkan badan POM juga kita alibatkan.
10:06Ini kan semuanya untuk ekosistem dari hulu hilir persoalan makanan bergisi ini berjalan dengan baik.
10:12Ya ini yang juga jadi concern, saya juga dari kemarin berdialog soal ini,
10:18berandai-andai kok bisa banyak sub begitu, karena kalau banyak sub atau otomatis tadi banyak yang terpotong,
10:24sehingga pelaksanaan ke bawahnya akan semakin sempit begitu.
10:27Saya akan ke Pak Endarsam, saya mau bertanya soal Presiden Prabowo yang saat ditanya soal permasalahan MBG ini,
10:36mengaku tidak tahu, katanya Pak Endarsam.
10:38Apa Presiden tidak mendapatkan laporan soal ini?
10:40Iya kan harus juga dilihat bahwa setiap persoalan-persoalan minor,
10:47tentunya ini tidak bisa beliau mengkontrol dan mengetahui satu persatu,
10:56apalagi berita ini kan berita baru.
10:58Jadi nggak bisa sampai hal-hal sampai sekecil itu, itulah fungsi daripada administrasi negara.
11:05Fungsi administrasi negara di situ pentingnya, ada hal yang berjenjang.
11:08Jadi nggak bisa semua Presiden...
11:10Tapi kan ini program prioritas, program utama seharusnya Presiden tahu dong,
11:14dilaporin juga kalau memang ada masalah Pak Endarsam.
11:16Iya, nggak seharusnya tahu juga.
11:19Kalau sistem kayak gini, bahkan masalah ini kan masalah isu-isu kecil.
11:22Maksud saya begini ya, kita harus tahu sama-sama ini kan tujuannya ini program-program mulia,
11:27Presiden untuk mengetaskannya.
11:29Tapi harus dilihat, tantangannya, challenge yang ke depannya kan masalah teknis, sudah pasti.
11:36Jadi yang saya himbau kepada teman-teman, jangan sampai,
11:41kini kan ada hal-hal yang harus disupervisi ke depannya, itu pasti.
11:46Pasti nggak akan ada yang sempurna.
11:47Ya, tapi hal-hal minor ya kan dalam dalam pelaksanaan teknis ini,
11:52jangan juga menutupi hal-hal yang sifatnya keberhasilan.
11:55Contoh ya kan, keberhasilan-keberhasilan lain daripada MBG yang sudah berjalan lancar ini tertutupi dengan hal-hal yang sifatnya minor ini.
12:03Jadi ini kan kita harus berimbang lah ya kan.
12:06Bagaimana kalau kita pastikan contoh, ada keracunan, ada 50, pasti kan akan ada.
12:11Akan ada, saya kasih tahu ya, bukan hanya keracunan, akan ada makanan basi.
12:17Tapi jangan itu yang terus dikorek ya.
12:21Akan ketika ada 50 makanan basi, tapi ada 2 ribu makanannya tidak basi.
12:25Tapi apakah 2 ribu makanan tidak basi ini menjadi spotlight daripada teman-teman media contohnya?
12:37Kan gini enggak agak imbang kita melihatnya.
12:39Tapi apakah itu akan jadi bahan masukan?
12:41Pasti enggak akan jadi bahan masukan.
12:43Tugas Pak Edi dengan teman-teman yang lain kan untuk melakukan hal tersebut.
12:47Oke, kami sebenarnya dari media juga memberitakan makanan-makanan bergizi yang terdistribusi dengan baik.
12:53Seperti contohnya yang tadi saya bacakan di Papua, misalnya di Jayapura.
12:56Ini tidak ada komplain sama sekali meskipun ada minor, kurang susu katanya.
12:59Tapi semua happy, semua bahagia.
13:02Tapi balik lagi ke poin tadi,
13:04kalau memang ada yang keracunan atau ada masalah-masalah dugaan pengelapan dan atau sebagainya.
13:09Ini kan bagian dari pengawasan begitu Pak Endarsal.
13:12Harus diketahui program ini baru berjalan berapa bulan.
13:16Bukan berapa tahun.
13:18Tentunya dalam masalah-masalah tataran teknis,
13:21pasti ada trial dan error itu sudah pasti ada.
13:25Itu merupakan tantangan.
13:26Tugas kita bersama untuk mensupervisi ini.
13:29Pak Edi dan teman-teman di Senayan,
13:32bagaimana juga dengan Pak Dadan dan kawan-kawan untuk melakukan ini.
13:38Sehingga oleh karena itu, di satu titik dan di satu fase tertentu,
13:43mendapatkan formulasi yang tepat.
13:45Jangan salah, negara-negara lain yang sudah menjalankan ini berpuluh-puluh tahun saja,
13:50itu masih banyak hal yang perlu diperbaiki terus.
13:57Apalagi kita baru berjalan berapa bulan.
13:59Jadi maksud saya, kita harus melihatnya,
14:05jangan bad news is a good news.
14:08Bahwa keracunan itu dijadikan seolah-olah good news.
14:14Saya tidak nyaman dengan hal-hal seperti itu.
14:19Walaupun juga itu pasti akan dijadikan bahan koreksi.
14:22Jangan evaluasi. Saya sepakat.
14:24Ada bad news untuk bahan evaluasi itu kan bukan sesuatu yang salah juga.
14:27Yes. Saya sepakat dengan itu.
14:30Tapi tidak usah dibersar-besarkan maksudnya begitu ya.
14:32Hanya ada program-program yang berhasil lainnya,
14:35yang harus juga diakselerasi.
14:39Iya, betul.
14:40Saya kebalik lagi Pak Edy.
14:43Pak Edy, saya ingin masuk ke kemampuan fiskal kita
14:45untuk melaksanakan program makanan bergisi gratis ini.
14:47Kalau melihat anggaran besarnya,
14:49ini kan untuk sekitar, kalau saya tidak salah,
14:52sekitar 90-an juta ya, kalau tidak saya tidak salah.
14:56Ini 90 juta penerima.
14:59Tapi itu dipukul rata sepertinya begitu.
15:03Tidak ada prioritas-prioritas daerah tertentu dulu.
15:06Misalnya daerah tertinggal, daerah terluar.
15:09Ini yang diprioritaskan.
15:11Nah, untuk melihat kemampuan fiskal yang seperti sekarang ini
15:15dengan tidak adanya prioritas,
15:16apakah ini bisa berjalan dengan baik kira-kira?
15:18Anggaran yang tersebut di 2025 71 triliun
15:24untuk 5.000 dapur, sekitar 5.000 dapur x 3.015 juta.
15:36Oke, saya koreksi 19 juta penerima ya ternyata, maaf-maaf.
15:3919 juta penerima.
15:40Di 2025, 5.000 dapur x 3.000 kan 14 juta, di 2025 ya.
15:47Betul.
15:47Dengan anggaran 71 triliun.
15:50Betul.
15:51Nah, tentu sebagian besar,
15:531.500 dibangun oleh BGN sendiri,
15:56yang 3.500 dimitrakan nih.
15:58Nah, kemampuan mitra kan bervariasi.
16:01Oke.
16:01Nah, kita tidak bisa mengkorelasikan itu dengan target sasaran.
16:05Karena begini, misalnya ya,
16:07di Dapil saya ini,
16:08ada mitra yang mampu di daerah kota,
16:11kabupaten kota.
16:12Di daerah-daerah yang pinggiran,
16:14itu belum ada mitra yang punya resources cukup
16:18untuk bekerja dengan BGN.
16:21Akibatnya distribusi dapur ini tergantung
16:24pada kemampuan mitra masing-masing, kan?
16:27Nah, ini yang menjadi persoalan utama.
16:30Nah, lalu kalau dikaitkan dengan target sasaran,
16:33output-outcome dari program BGN ini
16:35untuk mengatasi malnutrisi,
16:37memang kita belum bisa mengevaluasi secara cepat.
16:40Tapi saya pendapat tadi,
16:42bahwa apapun masukkan di lapangan kita butuhkan.
16:45Betul.
16:45Yang lebih penting adalah,
16:47bagaimana BGN ini kan juga organisasi baru,
16:52dengan pekerjaan yang demikian besar,
16:54kantornya masih, SDM-nya masih terbatas,
16:58dengan kecepatan yang,
16:59ya saya kira wajar-wajar saja sih saya menilai,
17:03tapi bahwa BGN harus segera membuat regulasi-regulasi teknis
17:07yang menjadi pedoman bagi seluruh mitra
17:10untuk menyelenggarakan program MBG ini.
17:14Ini yang dibutuhkan.
17:15Nah, tentu kami di Komisi IX pada masa sedang ini
17:19akan lebih serius,
17:20mungkin akan FGD yang lebih teknis
17:22dengan teman-teman BGN,
17:23sehingga seluruh kasus misalnya soal kualitas makanan
17:27di beberapa tempat yang belum standar,
17:30dapur yang belum standar,
17:31alat makan yang belum standar,
17:33dana yang belum tersalurkan dengan baik.
17:37Nah, ini tentu menjadi evaluasi ya,
17:39Komisi IX ya.
17:40Ya, kita semua bisa memahami bahwa ini program baru,
17:43berjalan 4 bulan,
17:44tapi yang ingin saya tanyakan,
17:45dengan segala permasalahan yang muncul saat ini,
17:48sekaligus juga evaluasi,
17:49kita juga mengawasi begitu,
17:51sama-sama mengawasi.
17:52Kira-kira menurut Pak Edi,
17:53establish-nya program ini
17:55di masa yang akan datang,
17:58kapan?
17:586 bulan kah?
17:591 tahun kah?
17:592 tahun kah?
18:00Atau kapan?
18:01Pakai di 2025 kan 5 ribu dapur.
18:07Sekarang sudah menekati hampir 2 ribu lah,
18:101.900-an lah.
18:12Jadi saya pikir saya masih optimis,
18:14dan anggaran itu tersedia,
18:15don't worry,
18:16sudah diketok di APBN,
18:18ini menurut saya tinggal,
18:20sekarang ini karena mitranya yayasan,
18:23jadi kan kita sedang bagaimana,
18:25jangan sampai yayasan itu tidak tertarik.
18:27Maka kami harus menjamin seluruh mitra,
18:30yayasan yang bekerjasama dengan BGN,
18:33itu nggak boleh rugi.
18:35Nggak boleh rugi dia.
18:36Dia harus dapat value juga dari kerjasama ini,
18:40sehingga konsep ini kan lebih ke arah
18:42pemberdayaan masyarakat.
18:43Betul, misinya juga kan salah satunya itu.
18:45Lalu, ya menguntungkan masyarakat,
18:48bisa membangun ekosistem di daerah-daerah terpensil,
18:51bisa menggerakkan ekonomi,
18:52ini kan bagian penting dari proyek ini.
18:54Di samping tujuan utamanya untuk makhluk terisi.
18:57Jadi, hal-hal yang menjadi masalah,
19:00misalnya di Kalibata itu,
19:03itu saya yang saya khawatirkan,
19:05para yayasan yang akan bekerjasama dengan mitra ini,
19:09menjadi takut,
19:10menjadi mengundurkan diri.
19:11Bila kalau ini terjadi,
19:12pasti akan mengganggu secara umum
19:15proyek BGN ini.
19:17Ya, Pak Endarsam,
19:18sesukaligus juga sebagai perwakilan pemerintah dalam hal ini,
19:21saya ingin ditanyakan juga,
19:22rekomendasi untuk perbaikan ke depan,
19:24mulai dari penguatan regulasi,
19:25transparansi akuntabilitas,
19:27keamanan pangannya,
19:28pemanfaatan pangan lokal,
19:29termasuk memanfaatkan UKM-KM yang ada di daerah,
19:33bagaimana ke depannya, kira-kira?
19:34Ya, tentunya kan semua ini sudah ada pakem-pakem dalam programnya,
19:41tapi memang ada beberapa hole dan lubang-lubang tertentu,
19:44memutus mata rantai yang mungkin agak panjang,
19:48seperti dikatakan Pak Edi,
19:49yang ini yang harus diperbaiki.
19:51Jadi, dari sisi teknis dan regulasi,
19:53ini kan harus simbang dan berjalan.
19:55Trial dan error,
19:56kemudian perbaikan-perbaikan ke depan,
19:59bagaimana ini baru berjalan beberapa bulan,
20:01saya rasa sebuah prestasi yang sudah sangat bagus,
20:07sebenarnya kita bisa menjalankan dalam jangka waktu,
20:10pemerintahan yang baru berjalan 6 bulan,
20:12efektif 6 bulan.
20:13Dan oleh karena itu,
20:14tentunya regulasi itu akan menyesuaikan.
20:17Dan saya disclaimer ya,
20:20bahwa hal-hal seperti ini akan tetap terus ada,
20:24pasti akan terus ada masalah.
20:26Tapi itu jangan sampai dijadikan faktor,
20:30faktor untuk membuat masyarakat resah.
20:34Dan skalanya seharusnya semakin kecil begitu ya Pak Enersam ya?
20:36Iya, kita persempit masalah itu.
20:38Nah tugas kita sama-sama,
20:40Kompas TV,
20:41teman-teman media lain,
20:42untuk tetap optimis menyuarakan hal tersebut.
20:46Bahwa tujuan kita mulia,
20:48untuk menutrisi,
20:50supaya anak-anak kita ini mendapatkan gizi yang bagus,
20:54sehingga oleh karena itu SDM kita menjadi bagus,
20:56dan kemudiannya memang target-target pemerintah,
20:59bukan hanya target dari pemerintah Pak Prabowo,
21:02tapi target kita sampai 2045,
21:04ini bisa benar-benar tercapai,
21:06anak-anak kita menjadi anak-anak yang unggul.
21:08Oke, oke.
21:09Ya, ini memang,
21:11ya kalau Anda bilang tadi Pak Enersam,
21:13akan ada masalah,
21:14ini tidak akan hilang sepenuhnya,
21:16tapi ya itu saya ingatkan juga,
21:18supaya skalanya terus mengecil,
21:19begitu sehingga,
21:20harus, harus.
21:21Ya, skalanya terus mengecil,
21:22sehingga evaluasi-evaluasi ini juga secara periodik,
21:24tetap diperlukan,
21:26dan mengapa ini bisa kita terus awasi,
21:29karena tidak memakan anggaran yang sedikit,
21:31ini banyak pengorbanan sekali untuk program ini,
21:34besar sekali anggarnya,
21:35sehingga kita semua sama-sama mengawasi begitu kira-kira.
21:38Termasuk,
21:39dan tambahan saya Mas Radhi,
21:40oke silahkan.
21:41Tambahan saya bahwa,
21:43bukan hanya yang menerima manfaat,
21:45dalam anak-anak kita,
21:47anak-anak bangsa kita,
21:48yang menerima manfaat ini adalah ekosistem dari sini.
21:51Itu yang diharapkan.
21:51Semua, itu yang diharapkan ekosistem ini bisa berjalan.
21:54Ada yaasan, ada dapur,
21:56ada catering,
21:57yang bisa hidup dari situ,
21:59sehingga,
22:00dari uang rakyat,
22:03ini untuk rakyat.
22:04Ini yang paling penting sekali buat saya.
22:07Dan kita jaga sama-sama.
22:09Kita jaga sama-sama.
22:10Karena ini untungnya kecil nih, tipis.
22:12Gak semua orang lah.
22:14Tapi setidaknya bisa menghidupi masyarakat,
22:17kalau memang ini berjalan dengan baik.
22:18Betul, betul.
22:19Banyak yang, ya dengan situasi yang saat ini serba sulit,
22:22banyak PHK,
22:23banyak, apa namanya, ekonomi yang sulit.
22:26Setidaknya program MBG ini bisa memberikan secerta harapan
22:29bagi mereka yang pakai hilangan pekerjaan misalnya.
22:32Baik, terima kasih.
22:33Pak Endarsam,
22:34Pak Edy telah bergabung di Sapa Indonesia Malam hari ini.
22:37Perspektifnya juga sangat berharga
22:39untuk sama-sama kita pelajari.
22:41Selamat malam, sampai jumpa lagi.
22:41Sampai jumpa lagi.

Dianjurkan