Begini Kronologi Awal Keributan saat Ibadah Rosario di Tangsel

  • bulan lalu
Akhir pekan lalu, sebuah video viral di media sosial menunjukkan sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan ibadah Doa Rosario di Tangerang Selatan, Banten. Kejadian ini sempat diunggah ke salah satu akun media sosial X @KatolikG. Video yang diunggah menunjukkan kekacauan yang terjadi di lokasi kejadian. AI sendiri merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Pamulang (Unpam) di NTT memberi kesaksian saat terjadinya pertengkaran yang mengakibatkan keributan antara anggota jemaat Rosario dan warga di daerah Babakan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel).

Dia tinggal di dekat lokasi kontrakan di mana Minggu 5 Mei 2024 malam diadakan ibadah Rosario. Meskipun AI seorang muslim, persaudaraan mereka cukup erat dengan rekannya yang beragama katolik. Karena itu, pada malam kejadian, AI juga membantu jemaat Rosario ibadah yang dibubarkan oleh Ketua RT dan pemuda setempat.

"Pada saat adik-adik yang beragama kristen melakukan ibadah, kami hanya mengawasi dari sini. Saya muslim walaupun dari NTT, tapi saya menghargai kawan-kawan yang lain." ungkap AI Mengutip news.okezone.com, Selasa, 07 Mei 2024. Ia mengakui jika melihat RT dari rumahnya datang ke tempat dimana jemaat sedang ibadah, lalu balik lagi. Selanjutnya, AI menyatakan bahwa Ketua RT berinisial D itu kembali menghampiri kontrakan yang digunakan untuk beribadah tersebut.

Sesaat kemudian terdengar suara keras D bernada umpatan kata-kata kasar kepada jemaat.
Setelah warga sekitar ikut serta, perselisihan kian meluas. Di sela-sela itu, terjadi insiden kecil di mana seorang pemuda dari daerah itu membentak seorang wanita dari kelompok jemaat yang hendak memesan ojek melalui internet. Kelompok mahasiswa yang mengontrak di lokasi, termasuk AI, menjadi marah atas tindakan itu, yang menyebabkan keributan hingga kekerasan fisik. Dalam sekejap, jumlah orang yang tinggal di sekitarnya semakin meningkat, beberapa di antaranya membawa senjata tajam.


"Kita orang timur nggak biasa melihat ada perempuan dibentak begitu, kita kan merespons maksudnya abang bagaimana? ini cewe loh, dia juga tidak terima. Dari situlah cekcok mulai, semua menyerang ke sini, kita masuk ke dalam (kontrakan)," ungkap dia. Para pemuda NTT hanya bisa mengurung diri di dalam kontrakan sambil meminta bantuan dari rekannya di luar karena situasi malam kejadian sangat mencekam. Beruntung, petugas kepolisian tiba di lokasi tidak lama kemudian, membubarkan massa. "Kita semua masuk ke dalam, kita minta bantuan ke grup-grup. Akhirnya kita baru keluar setelah teman-teman kita datang dan polisi sudah di lokasi. Nggak lama, kita semua ke Polres untuk laporan," ujarnya.

Polisi masih menyelidiki kasus ini. AKP Agil, Kasihumas Polres Tangsel, menyatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan semua pihak, termasuk FKUB, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda, untuk menyelesaikan kejadian tersebut. "Untuk berkoordinasi serta duduk bersama untuk bersama-sama mencegah terjadinya potensi dugaan pidana lainnya serta mempercayakan penanganan kejadian kepada pihak

Dianjurkan