Cuan ala Startup Produsen Daging Olahan Sapi Lokal Premium

  • last year
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan tingkat konsumsi sumber protein hewani seperti susu di masyarakat Indonesia masih terbilang cukup rendah.

Menurut data dari kementerian kesehatan, konsumsi protein per kapita masyarakat Indonesia sudah di atas standar nasional, yaitu 62,2 gram dari standar nasional 57 gram. Tetapi konsumsi sumber protein hewani, salah satunya susu dan produk olahannya, masih rendah.

Category

📺
TV
Transcript
00:00 Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami, kini kita di segmen Kretab dan sudah boleh bergabung rekan Prisa Sombodato.
00:07 Ya Wiki, hari ini kita akan membahas mengenai cuan ala pionir produk daging dan juga olahan sapi lokal premium.
00:15 Sudah tersambung video conference bersama Mas Heri, Purnomo Funder dan juga CEO dari PT Lemuin Jaya Abadi.
00:24 Apa kabar Mas Heri?
00:26 Kabar baik.
00:27 Dibilangnya lemuin ya?
00:30 Lemuin, lemuin.
00:31 Lemukin gitu ya kalau bahasa Indonesia.
00:34 Bahasa Jawa itu lemukin ya, tapi produknya nggak bikin gemuko.
00:38 Oke, baik. Anda melihat peta bisnis protein hewani dalam hal ini adalah sapi di Indonesia seperti apa Mas Heri?
00:48 Kalau peta bisnis di bidang protein ini potensinya masih sangat besar Mas.
00:52 Apalagi kita kan sekarang di Indonesia masih dihadapkan dengan isu stunting, kemudian juga pemenuhan protein dalam negeri.
01:01 Saya kira market cap-nya itu masih sangat besar Mas Wiki.
01:05 Jadi saya kira masih sangat prospektif dalam beberapa dekade ke depan sih Mas dari peta ini ya kebutuhan protein nasional.
01:12 Oh, itu yang membuat Anda tertarik untuk mendirikan Lemuin?
01:16 Betul, betul.
01:18 Oke, selain itu apa yang membuat Anda kemudian kayaknya oke nih untuk bisa kemudian masuk gitu?
01:23 Apa yang membuat ini nampaknya menarik dari poin of view Anda?
01:27 Kalau menurut saya yang pertama dari segi demand ya Mas, kita jangan ngomongin segmen market dulu ya.
01:32 Kita ngomongin dari segi demand.
01:34 Per sekarang kebutuhan per bulan atau per kuartal itu kita kebutuhan protein nasional itu sekitar 700 ribu ton untuk per kuartalnya.
01:45 Sedangkan kebutuhan, sorry, itu supply kita ya.
01:49 700 ribu ton itu supply dalam negeri.
01:51 Sedangkan demand-nya sendiri itu diprediksi sekitar 1,4 juta ton per 3 bulannya.
01:57 Nah sisanya kan biasanya kita itu ada yang didatakan dari impor, kemudian juga ada produksi dalam negeri.
02:03 Nah itupun gap-nya itu masih sangat besar.
02:05 Jadi kita disini melihat peluang bahwa kebutuhannya itu sangat banyak.
02:09 Tapi secara supply baik nasional maupun dari impor itu masih sangat kurang.
02:15 Nah baru kita ngomongin dari market gap-nya aja udah kelihatan tuh Mas ada gap yang perlu kita isi ya.
02:21 Bahkan berapapun produksi yang kita produce, lebih tepatnya dalam negeri,
02:27 itu pun belum bisa memenuhi banyak area di nasional.
02:31 Oke, Artdo.
02:33 Mau memproduksi sebanyak apapun pasti terserap banyak.
02:36 Karena demand-nya juga banyak gitu ya dan banyak tidak terpenuhi.
02:40 Pasti, ya betul.
02:42 Itu kalau kita ngomongin komoditinya ya Mas.
02:44 Apalagi kalau nanti diolah menjadi beberapa produk olahan,
02:46 itu kan kita bisa menyasar ke berbagai segmen market.
02:50 Lantas apa nih yang menjadi nilai tambah dari Lembuin dibandingkan dengan pemain lain?
02:56 Ya, kalau kebetulan di produk kita, kita itu mengusung tema organik.
03:03 Artinya mulai dari paling mulunya, yaitu dari sapinya dulu deh Mbak ya.
03:07 Dari sapinya, kita menjaga semua pakan dan proses itu kita lakukan secara organik
03:13 dan tanpa melibatkan ada unsur kimiawi, termasuk pemeliharaan tena dan sebagainya,
03:18 sampai nanti di prosesnya.
03:20 Jadi kita mengusung tema organik dan juga kita, intinya dalam produk olahan yang kita kelola,
03:26 itu hasil akhirnya pun menjadi beberapa produk yang memiliki beberapa value.
03:31 Contohnya kan kalau bakso, beberapa olahan daging kan,
03:35 contohnya ada bakso, sosis, rendang dan sebagainya,
03:38 yang kita sasar itu lebih ke orang-orang yang aware terhadap daging sehat,
03:44 pakanan sehat seperti gluten free, tanpa MSG dan sebagainya.
03:47 Mungkin itu produk value yang sekarang kita punya.
03:51 Secara segmen, lebih premium atau seperti apa Mas Ari?
03:58 Kalau dari brand Lemuin sendiri, ini kita segmennya lebih ke premium,
04:03 cuma kita juga ada beberapa brand yang kita supply untuk masyarakat kalangan umum,
04:12 bukan hanya premium, cuma another brand.
04:14 Jadi kita supply juga ke pasar GT, pasar tradisional juga,
04:20 selain dari pasar-pasar modern, seperti itu sih Mas.
04:23 Lantas, apakah market untuk daging sapi lokal premium saat ini cukup menarik?
04:30 Karena kita tahu daya beli masyarakat mungkin agak terganggu dengan berbagai faktor ekonomi.
04:35 Sejak era Covid kemarin, dampak Covid kemarin logistik dari luar negeri agak naik.
04:46 Jadi kalau dulu kita compare dengan produk dari daging sapi Australia, daging sapi US,
04:52 itu harganya 11-12 sama daging lokal.
04:54 Tapi secara era Covid kemarin biaya logistik naik,
04:58 sekarang dari pricing komoditas sapi lokal sendiri,
05:03 itu bisa dikatakan jauh lebih murah daripada daging impor,
05:07 kecuali kalau kita compare dengan daging kerbau, ya itu udah beda komoditas.
05:11 Tapi kalau kita compare dengan daging sapi,
05:13 untuk produk daging sapi lokal, saya kira sekarang jauh lebih menarik daripada daging sapi impor,
05:19 dari biaya peningkatan tadi ya, biaya dagingnya sendiri cukup signifikan meningkatnya
05:25 dari daging impor yang berkualitas.
05:27 Jadi kualitasnya premium tapi harganya lebih murah jika dibandingkan dengan sapi impor gitu ya?
05:34 Betul, karena kan end-to-endnya kita lakukan dalam negeri.
05:38 Kalau dalam negeri kan dari segi pakan, dari segi pemeliharaan itu kita tidak ada perubahan yang signifikan.
05:43 Sedangkan kalau dari luar negeri yang impor dari Australia dan sebagainya,
05:46 dipengori tadi ya dari logistik, jadi harganya sekarang kondisinya lebih mahal sih.
05:51 Oke, kita akan jeda sejenak Mas Heri, dan bersama kami sejeda kami akan segera kembali.
05:57 Terima kasih Pemirsa, sudah kembali bersama kami.
05:59 Dan kita masih berbincang bersama dengan founder sekaligus CEO dari PT Lemuin Jaya Abadi, ada Mas Heri.
06:05 Oke, Mas Heri, sentra produksinya di mana dan distribusinya ke mana saja Mas untuk Lemuin sendiri?
06:10 Kalau saat ini sentra produksi kita di Jawa Timur, lebih tepatnya di kota Tubban ya.
06:17 Itu sekitar 2-3 jam dari kota Surabaya.
06:20 Kalau area distribusi kita sekarang sih sudah seluruh Indonesia hampir ya Mas ya.
06:26 Seperti di Surabaya, Jakarta, luar pulau juga gitu ya.
06:29 Kalimantan dan sebagainya, termasuk ekspor Mas.
06:32 Kalau ininya kita lebih marketnya lebih ke ada produk middle up, ada juga beberapa produk middle low ya.
06:40 Seperti yang saya sebutkan tadi, itu sih Mas kurang lebihnya.
06:43 Menarik yang ekspor ini lebih banyak ke negara-negara apa saja?
06:47 Kalau ekspor sendiri, kita saat ini sudah masuk ke pasar Hongkong, kemudian ke Timur Tengah.
06:56 Karena di sana produknya lebih banyak ke produk seperti olahan ya, seperti bakso, rendang dan sebagainya.
07:03 Jadi kalau kita di Hongkong kan banyak sekali diaspora-diaspora Indonesia yang di sana.
07:09 Sehingga untuk edukasi produk dan market itu sangat terbuka.
07:13 Kalau masalah penyakit mulut dan kuku ya, itu cukup menjadi isu juga nggak kalau melakukan ekspor dan antispasifik seperti apa?
07:24 Kalau saat ini Mbak, negara Indonesia itu masih "di blacklist" ya untuk ekspor produk komunitas daging mentah.
07:34 Terutama daging sapi.
07:36 Karena kita masih dianggap negara yang belum terbebas dari penyakit mulut dan kaki.
07:41 Kecuali misalkan negara Australia, USA, itu kan mereka sudah green area ya, sudah terbebas dari PMK.
07:49 Kemudian kalau kita ngecek di high escortnya, memang kita hanya diperbolehkan untuk ekspor produk yang sudah jadi ya,
07:59 atau sudah dimasak, sudah matang gitu ya.
08:02 Contohnya seperti rendang, bakso, sosis dan sebagainya itu bisa.
08:06 Cuma kalau dalam mentah, itu kita masih dilarang high escortnya.
08:10 Value apa saja yang didapat oleh konsumen saat mengkonsumsi ataupun membeli produk dari Lembuin?
08:18 Kalau sekarang kita ngelomotin value itu, kita menjaga semua produk kita itu gluten free ya.
08:23 Artinya bagi mereka yang sudah, mereka punya alergi gluten dan sebagainya, itu kita sudah memiliki jaminan gluten free.
08:31 Kemudian kita juga nggak pakai MSG, kita juga nggak pakai pengawet ya.
08:36 Jadi beberapa value itu yang sekarang kita coba sangat jaga Pak.
08:40 Karena kan beberapa segmen memang sangat sensitif ya terhadap isu kesehatan.
08:45 Memang Lembuin ini kita lebih ke brandingnya adalah produsen daging sapi sehat.
08:50 Produk lembuin daging sapi sehat. Makanya itu yang kita jajan untuk kali ini.
08:53 Nah perbandingan dari produknya lebih banyak olahan kah atau yang fresh?
08:57 Kalau kita sekarang secara market ya Mbak, ya.
09:01 Sekarang market kita 50-50 sih.
09:03 Jadi kita juga ada produk dalam fresh atau frozen ya, fresh dan frozen dalam bentuk daging mentah.
09:09 Kita juga ada produk olahan ya.
09:11 Kalau untuk market capnya kita sekarang masih jalan 50-50 dua-duanya sih.
09:15 Oke, ke depan target Lembuin sendiri apa saja Mas Erie?
09:20 Kalau ke depannya kita tentunya ingin menambah ekspansi market Mas.
09:26 Kalau kita lihat ya trend, sekarang kan makanan Indonesia terutama kayak rendang kan lagi banyak dicari nih Mas di dunia.
09:32 Rendang sama salah satu lagi saya lupa ya.
09:35 Jadi trend makanan olahan di Indonesia itu lagi banyak dicari di luar negeri.
09:40 Termasuk di US, di Hongkong, di Singapura, sebagainya.
09:44 Makanya disitu kita mencoba untuk memperluas dari jaringan market kita.
09:48 Kemudian kita ikuti dengan tentunya meningkatkan kapasitas produksi sih Mas.
09:52 Dan harapannya Lembuin ini ke depannya kita bisa menjadi sebuah institusi yang besar
09:58 di mana kita bisa menjadi kontributor pemenuhan produk-produk protein terutama dari daging sapi.
10:04 Baik, dan juga bisa menyerap tenaga kerja begitu ya, dan menciptakan lapangan kerja begitu ya?
10:08 Ya, menyerap tenaga kerja, menyerap hasil peternak.
10:12 Karena kan selama ini peternak itu kadang bingung ya jual sapinya di mana.
10:15 Ya, sekarang kita serap semuanya untuk produk hasil dari peternaknya.
10:19 Kemudian juga dari rumah potong-rumah potong yang di Jawa Timur.
10:23 Saat ini banyak yang sudah tergabung menjadi supplier kita.
10:26 Harapannya sih semakin kita meningkatkan kapasitas pasar,
10:29 kita semakin bisa menyerap produk-produk peternak ini ya, terutama dari hasil peternaknya.
10:35 Oke, dari Indonesia untuk Indonesia dulu gitu ya.
10:38 Baik. Mas Edy terima kasih sudah bergabung bersama kami, sukses untuk anda saat ini.
10:43 Siap, terima kasih.
10:45 Oke, dan sebelum kami akhir pemirsa, kami update posisi dari indeks harga saham gabungan saat ini
10:51 berada pada posisi 6.854 naik 0,7 persen.
10:57 Oke, sementara itu saham-saham yang masuk ke dalam jajaran Top Gainers.
11:01 Di antaranya ada Roda, MBTO, Aman, PMMP, IPTV, kemudian MPGF, Cuan, United Tractors, dan juga M-Sky.
11:08 Kemudian untuk Top Losers.
11:10 Ya, Top Losersnya pemirsa dapat anda saksikan juga di RTI, Degarda, 7 Bona atau GTBO,
11:15 SRAJ, Gula, STRK, GME, MENN, dan JTPE.
11:22 Ya, dan kami juga informasikan kabar terbaru ya bahwa Presiden Joko Widodo ini sudah resmi melantik Menteri Pertanian hari ini,
11:29 yaitu Amran Sulaiman, pemirsa menjadi pengganti dari Syahrul Yassin Limpoh.
11:34 Dan Amran Sulaiman ini sendiri merupakan Menteri Pertanian periode 2014 sampai dengan 2019.
11:42 Dan juga melantik Legend Agus Subianto sebagai Kepala Staff Angkatan Darat atau KSAD.
11:50 Dan Presiden sudah 90 menit kami menemani anda dalam Power Breakfast.
11:54 Semoga pembahasan hari ini dapat menjadi referensi sumber informasi untuk anda.
11:58 Tetap perbarui informasi anda hanya di IDA Channel, your trustworthy and comprehensive investment reference.
12:04 Saya Prisa Sompodato.
12:05 Saya Wiki Adrian. Sampai jumpa.
12:07 [Musik]
12:17 [Musik]
12:27 [Musik]
12:37 [Musik]
12:47 [Musik]
12:57 [Musik]
13:07 [Musik]
13:15 [Musik]
13:18 (Sampai jumpa di video selanjutnya)

Recommended