SPECIAL DIALOGUE: Tak Tembus PTN Impian, Apa yang Harus Dilakukan? [Part 3]

  • last year

Special Dialogue Okezone bersama Dr. Imelda Ika Dian Oriza, M.Psi, Ketua Program Studi Psikologi Profesi Program Magister Universitas Indonesia.

 

Special dialogue kali ini mengangkat tema 'Tak Tembus PTN Impian, Apa yang Harus Dilakukan?

Category

🗞
News
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:18 Ini untuk kawan-kawan kita atau para college engineers yang memang mengharapkan masuk PTN itu
00:26 karena mereka, mohon maaf, tidak mampu secara ekonomi.
00:30 Mereka mengincar BASISUA segala macam, lalu mereka belum beruntung.
00:36 Ada kata-kata penyampaikan atau gimana, Mbak, enaknya untuk menghadapi itu?
00:43 Karena kan mungkin kalau misalkan kita tidak terima, bagi yang, mohon maaf, punya ekonomi lebih,
00:51 mungkin bisa disepastakan, tapi ada beberapa kasus yang mereka ketika tidak bisa masuk PTN ini,
00:57 tidak mendapat BASISUA ini, saya tidak bisa kuliah nih karena saya tidak mampu.
01:01 Bagaimana sih cara berdamai dengan keadaan itu?
01:05 Iya, ini sesuatu yang berat ya.
01:08 Tentu yang kita harus sampaikan ke diri kita sendiri adalah bersikap penuh kasih tadi.
01:13 Kita bisa bilang sama diri kita, ini momen yang berat.
01:16 Ini sesuatu yang berat yang harus saya terima.
01:19 Ini kenyataan berat yang harus saya jalani, saya tidak dapat.
01:23 Padahal saya mengandalkan biaya yang, saya bisa kuliah dengan berbiaya rendah.
01:30 Namun kita bisa kembali lagi redirect, redirect hidup kita.
01:37 Oke, saya punya waktu, apakah kita punya plan B, plan C, plan D gitu ya.
01:43 Apakah saya mau kerja dulu, apakah saya mau les-les dulu, atau saya mau gitu ya.
01:52 Kalau misalnya les kan butuh biaya lagi ya, apakah saya mau memberi les aja sambil saya memberi les,
01:58 saya belajar bareng sama teman-teman gitu ya.
02:01 Kita mengenerate plan-plan berikutnya.
02:07 Apakah saya dalam satu tahun ini juga mau cari informasi misalnya BASISUA,
02:11 baik dalam maupun luar negeri, atau saya mau bekerja dulu,
02:14 atau beberapa perusahaan kadang-kadang ada kasih tawaran BASISUA gitu ya.
02:19 Saya mau kerja dulu di situ, tapi saya terus habis itu cari program BASISUA-nya misalnya gitu.
02:28 Ini mungkin boleh kasih waktu ke diri sendiri untuk beri direct itu ya.
02:35 Tapi yang kita nggak boleh lupa adalah, apa tujuan saya mau kuliah.
02:40 Tujuan kuliah pasti saya membayangkan karena senang belajar, saya pengen mengembangkan diri.
02:47 Sekarang mengembangkan diri bisa jadi nggak selalu melalui bangku kuliah.
02:53 Mengembangkan diri bisa di mana-mana.
02:56 Kalau tujuannya adalah misalnya saya pengen punya banyak teman,
02:59 saya pengen punya networking yang bagus di kuliah, kan networkingnya bagus misalnya gitu ya.
03:04 Again, oke tujuan saya adalah punya networking.
03:08 Saya bisa bangun networking nggak di momen saya sekarang, walaupun saya nggak melalui kuliah di PTN.
03:16 Bisa nggak saya tetap punya teman-teman yang kuliah di PTN, komunitas banyak banget gitu,
03:23 saya tetap punya networking yang bagus.
03:25 Karena teman-teman yang misalnya kuliah, mungkin nanti mereka pekerjaannya bagus,
03:30 saya juga bisa punya koneksi yang bagus gitu kan ya.
03:33 Jadi sebetulnya tujuan saya apa, kembali ke situ,
03:37 lalu bagaimana saya memaksimalkan mencapai tujuan itu dengan jalan yang agak memutar.
03:46 Saya cenderung suka jalan memutar ya, misalnya gini, dari Depok mau ke Gerogol gitu ya.
03:55 Misalnya kita rumah di Depok, ini kalau teman-teman yang di Jakarta mungkin tau ya, rumah di Depok.
04:01 Tapi pacar kita tinggalnya di Gerogol. Wah penting banget nih untuk ketemu pacar.
04:06 Tapi di MPR-DPR lagi banyak demo, kita macet gitu.
04:10 Masa kita nggak jadi ke rumah pacar, kan tetap pengen ketemu orang yang kita sayang ya.
04:16 Kita tetap cari jalan lain, kan tetap pengen, kan jalan banyak gitu.
04:21 Nggak harus lewat MPR-DPR, iya jalan situ paling cepat gitu ya.
04:25 Paling lurus gitu, paling enak lewat situ.
04:30 Tapi kan kita bisa muter-muter sedikit, yang penting tujuan kita sampai.
04:35 Itu mungkin yang perlu diingat.
04:37 Oke, mungkin ini untuk segmen terakhir ya.
04:41 Kita sudah menghimpun, mungkin kita menghimpun satu berita saja ya.
04:46 Satu berita sudah naik di Okezone, soal kisah-kisah calon mahasiswa yang gagal.
04:54 Mungkin Mbak bisa lihat dari kacamata psikologisnya ya.
04:57 Pertama, ada kisah dari Zahra Haramadhani.
05:03 Beliau dari Malang, beliau belum berhasil masuk Polteknik Elektronika Negeri Surabaya sebagai pilihan pertama,
05:09 dan dia empat, Teknologi Rekayasa Multimedia di TS sebagai pilihan kedua.
05:15 Tapi dia tetap memendam mimpinya untuk jurusan teknologi multimedia.
05:19 Dia bilang bahwa saya mampu sebenarnya di multimedia.
05:21 Orang-orang itu mendukung sebenarnya keputusannya.
05:23 Dia tetap melanjutkan di Universitas Swasta, tapi dia tetap bertekad untuk masuk PTN di bidang dia.
05:31 Dia sangat yakin bahwa dia mampu di multimedia.
05:35 Nah, batas antara realistis dan idealis itu bagaimana Mbak dalam psikologis?
05:42 Kalau melihat kasusnya Zahra ini.
05:49 Memang menurut saya yang paling penting ketika kita punya tujuan itu adalah keyakinan ya.
05:55 Saya yakin saya mampu. Itu dulu sih.
05:58 Jadi, saya yakin saya mampu, saya yakin saya bisa bikin jalan.
06:03 Saya yakin tujuan saya tercapai. Ini kan kita ngomong soal tujuan ya.
06:08 Saya mau ke sana, kita yakin dulu nggak punya jalan ke sana.
06:12 Kita punya kendaraannya nggak untuk menuju ke sana.
06:15 Tapi kita perlu, yang paling perlu keyakinan.
06:19 Habis itu kita punya tujuan. Saya yakin saya bisa sampai sana, apapun kendaraan saya.
06:24 Saya mau naik taksi, mau naik bus, mau naik ojek, mau jalan kaki.
06:30 Mungkin saya akan sampai sana lebih lama dari teman saya yang naik kendaraan pribadi.
06:37 Saya jalan kaki. Tapi saya sampai. Saya yakin saya sampai.
06:41 Saya mau nggak jalan 5 jam dibandingkan teman saya yang mungkin 30 menit langsung sampai gitu ya.
06:48 Atau 1 jam langsung sampai. Tapi saya jalan 5 jam.
06:51 Tapi saya yakin saya mampu. Itu dulu.
06:54 Jadi, kalau saya yakin saya mampu, apapun kendaraannya, saya akan sampai sana.
07:00 Balik lagi, selalu fokus sama tujuan. Saya tujuannya apa?
07:04 Tujuannya pasti cinta ilmu pengetahuan saya.
07:06 Saya yakin saya sukses di ilmu pengetahuan itu, di bidang itu gitu ya.
07:10 Sehingga saya mau melakukan apapun, saya mau menunggu 1 tahun lagi.
07:16 Saya mau belajar dulu. Saya mau jalannya memutar.
07:20 Tapi saya yakin saya sampai di situ. Tujuannya di situ.
07:24 Jadi, keyakinan itu. Tadi Mas Khafid bilang, "Seberapa realistis?"
07:28 Itu penilaian kita lagi ya.
07:31 Untuk mencapai ambisi kita, ketika kita punya tujuan yang mau kita capai,
07:35 tentu kita perlu mengases sumber daya.
07:39 Saya punya nggak sumber dayanya?
07:41 Sumber daya pertama, kapasitas mental, kapasitas inteligensi.
07:46 Kalau saya menilai saya mampu, oke, go for it.
07:49 Habis itu, sumber daya yang berikutnya, sumber daya lingkungan.
07:52 Ada uang apa enggak? Ada biaya apa enggak?
07:55 Saya punya teman-teman yang bisa support saya apa enggak?
07:59 Saya punya buku-buku atau saya punya internet nggak untuk mendukung saya belajar?
08:04 Itu juga termasuk penilaian kita akan, assessment kita akan situasi.
08:09 Seberapa realistis? Jadi, hitung sumber daya.
08:12 Sumber daya internal, tadi yang paling penting adalah keyakinan diri.
08:16 Lalu, sumber daya internal yang lain, kapasitas inteligensi, gitu ya.
08:21 Lalu kemudian, baru sumber daya eksternal.
08:24 Orang tua saya seberapa suportif dalam segi hal biaya, seberapa suportif.
08:29 Kalau saya nggak kerja, tapi saya kuliah, saya nunggu satu tahun,
08:32 saya belajar-belajar dulu, ada sumber daya apa enggak?
08:34 Itu termasuk penilaian kita untuk menilai seberapa realistis langkah kita.
08:39 Habis itu, tapi selalu jangan lupa keyakinan terhadap diri sendiri.
08:43 Aku bisa. Aku bisa dan aku mampu mencapai tujuanku dengan,
08:48 ini hidup kan bukan perlombaan ya?
08:51 Jadi, kadang-kadang kalau anak muda zaman sekarang itu kayak pengen banget ke situ
08:56 secepat-cepatnya gitu ya, kayak lulus, pengen buru-buru lulus.
09:00 Tapi hidup ini perjalanan.
09:04 Jadi dinikmati pemandangan-pemandangan kanan-kirinya,
09:07 dinikmati teman seperjalanannya, kadang-kadang ketemu teman yang lucu,
09:12 ketemu teman yang bisa jadi sahabat seumur hidup, gitu ya.
09:17 Dinikmati perjalanannya.
09:19 Nggak perlu, kadang-kadang ada yang sampai cepat, ada yang enggak.
09:24 Ini bukan perlombaan. Ini tentang menikmati perjalanan.
09:28 Oke, siang. Mbak Dian, mungkin waktu juga yang membatasi kita.
09:32 Mending ini obrolan berisi semua, bisa panjang obrolannya,
09:37 tapi emang durasi kita terbatas, jadi mohon maaf buat teman-teman Okezonus
09:42 yang mungkin kekurangan obrolan kita sampai sekarang.
09:46 Oke, mungkin kesimpulan yang bisa saya sampaikan bahwa
09:51 kita boleh kecewa, kita pun boleh melampiaskan, tapi ada batasnya.
09:56 Bagaimana sekeras apapun kita jatuh, yang terpenting adalah saat kita bangkit.
10:02 Itu ya bagian yang ingin saya bicarakan.
10:04 Mungkin itu sekian saja.
10:06 Kek Zenderas dari saya, Hafid Marienza, sampai jumpa di edisi berikutnya.
10:10 Salam.
10:13 (Music)

Recommended