Kisah Qarun di Zaman Nabi Musa AS: Gila Harta, Minta Didoakan Jadi Orang Kaya!

  • 11 bulan yang lalu
Qarun adalah salah satu tokoh yang dikisahkan dalam Al-Quran yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Qarun merupakan orang yang kaya raya namun sangat kikir dan sombong pada masanya.

Qarun diazab oleh Allah SWT berupa mati dalam keadaan mengenaskan di dunia. Saking ingin dijadikan pelajaran oleh umat Islam, Qarun bahkan disebut dalam Al-Quran sebanyak empat kali.

Mengutip salah satu penelitian yang dipublikasi dalam Jurnal Pancabudi, Kisah Qarun diceritakan cukup gamblang.

Penelitian bertajuk "Harta, Tahta, Wanita dalam Pandangan Islam" tahun 2018 itu menyebut Qarun sebagai hamba yang meng-Tuhan-kan harta.

Qarun adalah salah seorang umat Nabi Musa AS. Seperti diceritakan dalam Al-Quran, Qarun sebelumnya adalah hamba yang selalu dekat dengan Allah karena rajin menjalankan amal saleh.

Dalam kondisi seperti itu, ia tak pernah diperbudak oleh pernak-pernik harta benda dunia. Namun, suatu ketika Qarun meminta kepada Nabi Musa AS agar didoakan menjadi orang kaya.

Meski Nabi Musa AS sudah mengingatkan bahwa materi akan membuat manusia terlena dalam menjalani kehidupan, Qarun bersikukuh dengan keinginannya. Dengan berat hati, Nabi Musa AS akhirnya mendoakannya dan permohonan beliau dikabulkan oleh Allah SWT. Lantas, apa yang terjadi kemudian?

Perilaku Qarun berubah drastis, mulai dari sombong, kikir dan serakah menutupi kesadarannya.

Ia tidak mau mengeluarkan zakat dan sedekah. Ia juga tidak lagi gemar menolong sesama. Harta kekayaannya telah menjadi 'Tuhan' yang ia puja-puja.

Bahkan, ia mengaku kekayaannya sematamata hasilkerja kerasnya. Atas perilakunya ini, Allah SWT menimpakan siksaan kepadanya. Qarun dan harta bendanya ditenggelamkan ke dalam perut bumi melalui sebuah gempayang dahsyat.

Pada zaman sekarang, sering kita temui orang-orang yang bermental Qarun.

Hari-hari disibukkan dengan menimbun harta atau bisa disebut gila harta. Mereka tidak puas jika hanya memiliki satu mobil.

Mereka juga tidak puas jika hanya memiliki satu rumah. Padahal, baik mobil-mobil atau rumah-rumah yang mereka miliki tidak semuanya merekagunakan atau mereka tempati.

Dianjurkan