ST. Eka Laksana Gunakan 30 Jenis Bahan Alami Untuk Ogoh-Ogoh

  • tahun lalu

DENPASAR, KOMPAS TV - Selain sebagai sarana perayaan ritual yang sakral sehari jelang Hari Raya Nyepi, tradisi ogoh-ogoh di Bali menjadi sarana ruang adu kreativitas pemuda untuk membuat sebuah karya seni patung raksasa, yang menarik untuk dilihat dan diarak saat malam pengerupukan.

Mengambil tema " Nyapa Kadi Aku", diceritakan sifat dan perilaku seorang raja di saat ego dan ambisi yang menguasai dirinya, maka keindahan fisik, harta, tahta, kasta, keberanian, dan kekuatannya, menjadikan ia gelap mata, dan bertindak sewenang wenang terhadap rakyat. Raja juga merasa diri paling hebat, tanpa menyadari masih banyak kekurangan pada dirinya sendiri.

Ogoh-ogoh yang dibuat oleh para pemuda Eka Laksana, Banjar Gaduh Sesetan Denpasar ini, terbuat dari bahan alami dan ramah lingkungan. Sedikitnya 30 jenis bahan alami, digunakan untuk membuat dan menghias ogoh-ogoh tersebut. Mulai dari kerangka, alas bawah, badan ogoh-ogoh, hingga hiasan kepala.

Bahan alami yang ddigunakan seperti buah jeruk limau, daun dan buah pisang kering, kwaci, eceng gondok, sekam, serabut kelapa, bunga cemara, dan tulang ayam. Sementara, biji - bijian yang digunakan diantaranya biji merica, biji jagung, biji beras merah, dan lain sebagainya, yang semuanya di dapat dengan mudah.

Ogoh-ogoh dikerjakan sedetail mungkin, dan semua bahan bahan ditempel memggunakan lem mengikuti bentuk. Semua dirangkai sedemikian rupa pada ornamen maupun payasan ogoh-ogoh, seperti untuk hiasan di kepala, gelang, kalung, dan detil lainnya.

Seka Teruna Eka Laksana, Banjar Gaduh, Sesetan, Denpasar Selatan, mengerjakan ogoh-ogoh dalam rangka Kesanga Festival ini, sekitar 4 bulan, dengan biaya puluhan juta rupiah.



















#ogohogoh #STekalaksana #harirayanyepi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/387267/st-eka-laksana-gunakan-30-jenis-bahan-alami-untuk-ogoh-ogoh