Gurun Pasir di Arab Saudi Ditumbuhi Bunga Lavender, Benarkah Tanda Akhir Zaman?
  • tahun lalu
Gurun pasir di Arab Saudi yang ditumbuhi bunga lavender yang indah baru-baru ini menjadi perbincangan hangat terutama di media sosial.

Banyak yang merasa takjub dengan tumbuhnya lavender tersebut namun tak sedikit pula yang mengaitkannya dengan tanda-tanda akhir zaman.

Dikutip dari The South African, gurun pasir yang diselimuti bung lavender itu berada di Arab Saudi bagian utara, atau tepatnya di Kota Rafha dekat dengan perbatasan Irak. Kota ini diketahui berjarak sekitar 770 kilometer (480 mil) dari ibu kota Riyadh.

Salah satu warga setempat, bernama Nasser al-Karaani menyebutkan bahwa tumbuhnya lavender di padang pasir Tanah Suci bukanlah peristiwa baru.

Setiap tahunnya, masyarakat Arab Saudi hingga Qatar berbondong-bondong datang untuk menyaksikan panorama memukau tersebut. Bahkan beberapa diantaranya rela mendirikan tenda supaya bisa melihat langsung bunga berwarna ungu itu dengan waktu lebih lama.

Perubahan padang pasir Arab Saudi menjadi hamparan bunga lavender dipicu oleh hujan musim dingin (winter rain) yang lebat. Di bagian barat, hujan mengakibatkan daratan terendam air. Sementara di wilayah utara, bunga-bunga bermunculan.

Berdasarkan catatan Aramco World, munculnya bunga di gundukan pasir sudah terjadi sejak musim semi pada Januari sampai Februari 1968. Selama musim hujan dengan intensitas tinggi sekitar 1973-1974, Arab Saudi sisi utara sepanjang per

Hadirnya lavender di antara milyaran butiran pasir tidak hanya terlihat di Arab Saudi. Menurut laman Tohono Chul, fenomena serupa juga terjadi di New Meksiko, California Selatan, dan Arizona, Amerika Serikat.

Hanya saja, lavender yang dimaksud dari spesies Hyptis emoryi, bukan termasuk lavender sejati. Masuk dalam keluarga tumbuhan mint, tidak berwarna ungu, tetapi beraroma seperti lavender.

Lavender gurun dapat ditemukan di ketinggian 3.000 kaki, di kaki bukit, lereng berbatu, hingga pinggir jurang. Tergolong semak bertangkai banyak dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 8-10 kaki. Suhu dingin di bawah 20 derajat Celcius menyebabkan kerusakan pada daun. Namun, kekeringan berkepanjangan dapat mengakibatkan daun lavender berguguran.

Tidak hanya tumbuh secara liar, lavender juga dapat dibudidayakan dengan teknik tertentu. Seperti yang diungkapkan seorang mantan petani lavender organik, Logan Hailey kepada situs All About Gardening. Lavender memiliki kemampuan toleransi suhu panas di habitat aslinya, yakni Afrika Utara, Timur Tengah, dan cekungan Mediterania termasuk Arab Saudi.

Sebagian umat muslim mengaitkan fenomena hijaunya tanah Arab dengan tanda-tanda kiamat. Lantaran terdapat beberapa hadits yang menyebutkan beberapa gejala mendekati akhir zaman, salah satunya pada hadits Muslim.

Artinya, “Kiamat tidak akan terjadi apabila harta menjadi banyak, sampai seseorang keluar memberi zakat dan tidak menemukan orang yang tepat untuk menerimanya. Hingga Arab Saudi kembali berubah menjadi tanah lapang dipenuhi tumbuhan dan sungai-sungai mengalir” (HR. Muslim).

Follow Media Sosial Ka
Dianjurkan