Kisah Guru SD dari Surabaya Jadi Wasit Badminton di Olimpiade Tokyo

  • 3 tahun yang lalu
Seorang guru SD asal Surabaya, Jawa Timur menjadi wasit bulu tangkis dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Dia menjadi satu-satunya wasit berhijab di ajang tersebut. Sebelum menjadi wasit Olimpiade, dia pernah menjadi wasit dalam ajang Asian Games 2018, SEA Games 2011 , Korea Open 2007 dan ajang bergengsi lainnya



Qomarul Lailiah merupakan seorang guru bahasa inggris di SDN Sawunggaling 1 Surabaya menjadi wasit bulu tangkis bersama Wahyana yang juga seorang guru SMP di Gunung Kidul Yogyakarta.



Terpilih menjadi wasit di ajang terbaik dunia bukanlah hal yang mudah. Ia pun harus mempunyai sertifikasi BWF. Sertifikasi BWF ia berhasil dapatkan dari 2017 silam.



Walaupun tergolong masih baru, ia pun berhasil masuk kualifikasi menjadi wasit olimpiade. Selain karena berprestasi, salah satu kesempatannya dikarenakan 30% yang bertugas di olimpiade harus di isi perempuan sebagai bentuk kesetaraan gender.



Saat menjadi wasit Olimpiade Tokyo, ia pun pernah memimpin dari babak penyisihan grup hingga semifinal seperti grup b ganda putra antara Jepang vs Denmark perempat final ganda campuran antara Jepang vs Thailand dan ganda putri antara Korea vs Belanda.

 

Ia memulai karir sebagai wasit sejak usia 21 tahun. Tahun 1998 ia menjadi hakim garis, lalu mengikuti pelatihan dan ujian wasit dari tingkat kota, nasional hingga internasional.



Baginya sebagai seorang wasit adalah sebuah kehormatan dan kebanggan. Nnamun menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa. Sebagai guru bahasa inggris, ia pun masih harus mengajar anak didiknya melalui zoom meeting walaupun sedang bertugas di olimpiade. Tanggung jawab sebagai guru dan wasit adalah pilihan yang harus ia kerjakan sebaik-baiknya. Fatma Ayu/ Fikri Alfadin/ Metro TV.
Kisah Guru SD dari Surabaya Jadi Wasit Badminton di Olimpiade Tokyo

Dianjurkan