AS akan Bergabung Kembali ke Dewan HAM PBB
- 3 tahun yang lalu
AS akan Bergabung Kembali ke Dewan HAM PBB
Pemerintahan Biden menghadapi kritik atas keputusannya untuk bergabung kembali dengan Dewan HAM PBB.
Pemerintahan Trump menarik diri dari dewan tersebut pada tahun 2018. Mengutip bahwa beberapa pelanggar hak asasi manusia terburuk adalah anggota dewan itu, seperti Tiongkok, Kuba, dan Venezuela.
Menlu AS, Antony Blinken mengecam keputusan 2018 itu pada hari Senin (8 Feb). Dia mengakui bahwa dewan tersebut adalah "badan yang cacat" dan membutuhkan reformasi. Namun dikatakan, Biden menginstruksikan Deplu AS, untuk "kembali terlibat dengan dewan" sebagai pengamat.
Senator Marco Rubio dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat juga mengkritik keputusan tersebut Dia mengatakan dewan HAM itu, "telah menjadi tempat bagi rezim lalim untuk berkumpul dan menerima perlindungan internasional untuk terus melakukan pelanggaran mengerikan mereka."
Pekan lalu, 45 anggota parlemen dari Partai Republik mengirim surat kepada Biden, memintanya untuk tidak bergabung kembali dengan dewan. Mereka mengatakan pemerintahan Trump adalah benar untuk mundur, karena partisipasi AS tidak mengarah pada reformasi yang berarti.
Sumber tautan terkait:
https://www.theepochtimes.com/bidens-decision-to-re-engage-un-human-rights-council-met-with-praise-and-criticism_3690405.html
----------------
Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)”
New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global.
Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok)
Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/
Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/
Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578
Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/
Saksikan juga video kami di ☛ https://www.dailymotion.com/ntdindonesia
Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.youtube.com/ntdkehidupan
#dewanhampbb #pbb #ham #amerika #kebijakan #biden
Pemerintahan Biden menghadapi kritik atas keputusannya untuk bergabung kembali dengan Dewan HAM PBB.
Pemerintahan Trump menarik diri dari dewan tersebut pada tahun 2018. Mengutip bahwa beberapa pelanggar hak asasi manusia terburuk adalah anggota dewan itu, seperti Tiongkok, Kuba, dan Venezuela.
Menlu AS, Antony Blinken mengecam keputusan 2018 itu pada hari Senin (8 Feb). Dia mengakui bahwa dewan tersebut adalah "badan yang cacat" dan membutuhkan reformasi. Namun dikatakan, Biden menginstruksikan Deplu AS, untuk "kembali terlibat dengan dewan" sebagai pengamat.
Senator Marco Rubio dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat juga mengkritik keputusan tersebut Dia mengatakan dewan HAM itu, "telah menjadi tempat bagi rezim lalim untuk berkumpul dan menerima perlindungan internasional untuk terus melakukan pelanggaran mengerikan mereka."
Pekan lalu, 45 anggota parlemen dari Partai Republik mengirim surat kepada Biden, memintanya untuk tidak bergabung kembali dengan dewan. Mereka mengatakan pemerintahan Trump adalah benar untuk mundur, karena partisipasi AS tidak mengarah pada reformasi yang berarti.
Sumber tautan terkait:
https://www.theepochtimes.com/bidens-decision-to-re-engage-un-human-rights-council-met-with-praise-and-criticism_3690405.html
----------------
Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)”
New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global.
Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok)
Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/
Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/
Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578
Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/
Saksikan juga video kami di ☛ https://www.dailymotion.com/ntdindonesia
Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.youtube.com/ntdkehidupan
#dewanhampbb #pbb #ham #amerika #kebijakan #biden