Peristiwa Rengasdengklok, Diculiknya Soekaro dan Hatta oleh Para Pemuda agar Segera Memproklamasikan

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa bersejarah yang terjadi pada detik-detik terakhir menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945 juga merupakan momen krusial dalam upaya perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok sendiri terjadi akibat persilangan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda mengenai proklamasi kemerdekaan.

Golongan tua saat itu dianggap terlalu kompromis dan hanya menunggu hadiah kemerdekaan dari Jepang.

Sebaliknya, golongan muda yang terdir atas Sukarni, Wikana, Chaerul Saleh, DN Aidit, Sidik Kertapati, dan beberapa tokoh lain menginginkan supaya proklamasi segera dilakukan dan tidak rela mendapat kemerdekaan yang merupakan hadiah dari Jepang.

Para kelompok muda revolusioner itu kemudian menjemput paksa Soekarno dan Hatta lalu membawanya ke Rengasdengklok untuk diamankan.

Di sanalah mereka merundingkan rencana proklamasi kemerdekaan.

Latar Belakang

Latar belakang pertama dari Peristiwa Rengasdengklok adalah kekalahan Jepang yang saat itu tengah menjajah Indonesia di tangan Sekutu.

Jepang menyatakan dirinya kalah perang setelah kota sentral mereka yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat.

Kekalahan itu akhirnya diketahui oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Jepang kemudian mendirikan suatu komite yang terdiri atas orang-orang Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan.

Beberapa golongan menilai bahwa komite tersebut masih tidak lepas dari tangan bangsa Jepang, sehingga golongan ini ingin melakukan usaha perjuangan kemerdekaan tanpa campur tangan bangsa Jepang sedikitpun.

Hal inilah yang menjadi latar belakang kedua dari terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

Latar belakang selanjutnya adalah adanya perbedaan pendapat yang terjadi antara golongan muda dan golongan tua dalam rangka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Golongan tua lebih setuju untuk menunggu proses perundingan dengan komite panitia kemerdekaan yang telah disusun oleh bangsa Jepang, untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Sementara golongan muda lebih setuju untuk segera langsung memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa menunggu keputusan panitia kemerdekaan bentukan Jepang (PPKI).

Golongan muda sangat ingin untuk merealisasikan hal ini, karena melihat posisi kekalahan Jepang dan terjepit itu sebagai sebuah kesempatan emas.

Adapun tokoh-tokoh utama di dalam golongan tua di antaranya Soekarno, Mohammad Hatta, serta Achmad Subardjo.

Sedangkan tokoh-tokoh utama dalam golongan muda di antaranya Chaerul Saleh, Wikana, Sukarni, dan DN Aidit.

Adapun tokoh-tokoh pemuda lain seperti Yusuf Kunto, Iwa Kusuma, Syodaco Singgih, Subeno, dan lainnya.

Golongan muda ini tergabunga dalam Kelompok Menteng 31.

Tujuan Peristiwa Rengasdengklok ini tidak lepas dari peran para anggota muda yang ingin segera menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesai.

Para anggota muda tersebut ingin mengamankan para tokoh tua ke suatu tempat yang aman, maka dipilihlan Rengasdengklok di daerah Karawang, Jawa Barat.

Rengasdengklok dipilih karena dinilai sebagai tempat yang paling aman di antara tempat yang lainnya.

Tempat ini dinilai dapat menghindarkan para golongan tua dari intervensi pihak luar.

Rengasdengklok dinilai paling aman karena berdasarkan perhitungan secara militer, tempat ini jauh dari daerah Jakarta dan juga Cirebon.

Alasan lain karena tempat ini dapat dengan mudah mengawasi pergerakan tentara Jepang dari arah Jakarta dan juga Bandung.

Dianjurkan