Film Naga Bonar, Film Komedi yang Mengangkat Perjuangan Rakyat Sumatera Utara Melawan Belanda

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Naga Bonar adalah sebuah film komedi situasi yang mengambil latar peristiwa perang kemerdekaan Indonesia ketika melawan pasukan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara.

Diceritakan, Naga Bonar (Deddy Mizwar) adalah seorang pencopet di Medan yang seringkali keluar-masuk penjara pada masa pendudukan jepang.

Film yang di bintangi oleh Deddy Mizwar dan Nurul Arifin ini rilis pertama kali pada tahun 1987, kemudian pada 8 Mei 2008 film ini kembali diedarkan dengan judul Naga Bonar Jadi 2.

Kondisi film yang rusak parah pun di perbaiki, dan suara pemain diisi ulang oleh pemain-pemain lama yang masih hidup, kecuali Roldiah Matulessy yang sudah sangat tua.

Musiknya juga ditulis dan direkam ulang oleh penata musik yang sama, dan suara direkam dalam format dolby surround.

Film yang disutradarai oleh MT Risyaf dan ditulis oleh Asrul Sani ini memenangkan beberapa kategori di ajang Festival Film Indonesia tahun 1987, termasuk film terbaik.

Sinopsis

Naga Bonar (Deddy Mizwar) adalah seorang pencopet di Medan yang sering keluar-masuk penjara Jepang, ia bersahabat dengan seorang pemuda bernama Bujang (Afrizal Anoda).

Sepulang dari penjara, Bang Pohan (Piet Pagau) mengatakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan di Jakarta, dan di Medan yang belum sempat dimerdekakan harus memperangi Belanda yang sudah memasuki wilayah Indonesia dengan maksud untuk berkuasa lagi.

Lewat narator radio, diceritakan penolong Naga Bonar ketika sakit, Dokter Zulbi yang merupakan teman Bang Pohan diperkirakan sebagai mata-mata Belanda yang ternyata itu hanya isu.

Naga Bonarpun menjadi tentara garis depan dalam perlawanan terhadap Belanda.

Setelah beberapa perlawanan yang sengit, Naga Bonar dititahkan dari markas untuk mundur karena perundingan dengan Belanda mau dilaksanakan.

Perpindahan pasukan dari desa ke markas menjadi saat Naga Bonar mulai tertarik dengan anak Dokter Zulbi, Kirana (Nurul Arifin).

Pada perundingan Belanda dengan Indonesia, Naga Bonar yang menjadi wakil Indonesia justru menunjuk Parit Buntar sebagai tempat wilayah tentaranya (karena Naga Bonar tidak bisa membaca peta).

Juru tulis pasukan, Lukman, mengatakan bahwa Parit Buntar adalah tempat yang sudah diduduki oleh Belanda.

Setelah itu, Naga Bonar mulai mendekati Kirana dengan hasil yang memuaskan.

Sehari setelah itu, Bujang mengambil baju jenderal Naga Bonar dan pergi ke Parit Buntar untuk melawan Belanda, naas, ia tewas.

Naga pun sangat terpukul dengan kepergian sahabatnya dan akhirnya bersama dengan Kirana, dan pasukannya Naga pergi ke Parit Buntar untuk memusnahkan markas Belanda dan berhasil.

Film diakhiri dengan orasi Naga Bonar dan Kirana kepada pemuda indonesia.

Dianjurkan