Phobia/Fobia, Ketakutan yang Tidak Masuk Akal Terhadap Suatu Objek Maupun Situasi yang Tak Berbahaya

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Phobia atau fobia adalah perasaan takut berlebihan dan tidak masuk akal terhadap suatu objek maupun situasi yang sebenarnya tidak menimbulkan bahaya.

Tidak seperti rasa takut pada umumnya, fobia biasanya berkaitan dengan satu hal yang spesifik.

Seseorang yang memiliki fobia mungkin menyadari bahwa ketakutan tersebut tidak masuk akal, namun tetap tidak bisa mengendalikan perasaan tersebut.

Bahkan, hanya dengan memikirkan objek atau situasi yang ditakuti bisa membuat si penderita cemas berlebihan.

Maka, seseorang yang memiliki fobia akan berusaha sekeras mungkin untuk melakukan segala macam cara menghindari pemicu rasa takutnya.

Sebagai contoh, seseorang yang fobia kuman (mysophobia) akan menghindari kontak fisik seperti berjabat tangan dengan orang lain atau memegang tombol lift.

Mereka juga akan melakukan berbagai cara untuk membersihkan tubuh dan lingkungan sekitar dari kontaminasi bakteri serta menjaganya agar tetap selalu bersih.

Fobia adalah kondisi psikologis yang berdampak merusak, baik secara fisik maupun mental.

Fobia dapat menurunkan kepercayaan diri dan harga diri seseorang, mengganggu hubungan dengan orang sekitar, dan menghambat produktivitas di tempat kerja atau sekolah, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, isolasi sosial, dan gangguan kecemasan.

Penyebab

Pada dasarnya, penyebab fobia belum dapat dijelaskan dengan pasti.

Fobia adalah penyakit yang sering kali tidak bisa dijelaskan secara rasional dan tidak sesuai dengan realita.

Misalnya, seseorang yang fobia terhadap lingkungan sosial akan membuatnya tidak berani ada di tempat yang ramai.

Padahal, tidak semua situasi yang ramai adalah berbahaya dan tidak semua orang memberikan penilaian negatif pada dirinya.

Namun, seorang penderita fobia sosial akan beranggapan bahwa berada di keramaian adalah sesuatu yang berbahaya dan menimbulkan perasaan tidak nyaman.

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi risiko fobia adalah faktor genetik, lingkungan serta trauma psikologis yang pernah dialami di masa lalu.

Fobia juga dapat terjadi setelah seseorang mengalami trauma otak yang mengubah struktur atau zat kimia tertentu dalam otak.

Fobia Spesifik

Fobia jenis ini biasanya berkembang sejak masa kanak-kanak atau remaja.

Dalam beberapa kasus, fobia spesifik bisa saja berasal dari pengalaman awal yang traumatis.

Fobia yang dimulai selama masa anak-anak juga dapat disebabkan dari salah anggota keluarga yang mengalami fobia.

Seorang anak yang ibunya memiliki arachnofobia (ketakutan pada laba-laba) misalnya, jauh lebih mungkin mengembangkan fobia yang sama.

Para peneliti saat ini percaya fobia yang kompleks disebabkan oleh kombinasi pengalaman hidup, kimia otak dan genetika.

Selain ketakutan akan objek tertentu, seseorang yang mengalami fobia kompleks aktivitas hariannya juga bisa terganggu.

Orang yang mengidap fobia ini akan merasa cemas ketika berada di lingkungan sosial.

Pengidap fobia sosial takut dipermalukan orang lain atau mempermalukan dirinya sendiri jika salah bicara.

Jenis fobia kompleks yang lainnya adalah takut terhadap tempat yang membuat pengidapnya merasa terperangkap atau takut meninggalkan rumah karena khawatir keadaan ramai.

Gejala semakin terlihat saat pengidap diserang rasa panik.

Maka dari itu, pengidap lebih memilih menghindari situasi yang ditakuti seperti bepergian dengan kendaraan umum atau berada di tempat publik (restoran, pasar, atau supermarket).

Istilah fobia seperti ini disebut juga sebagai agorafobia.

Dianjurkan