Sering Merasakan Sakit di Kepala, Mungkin Mengalami Vertigo, Ini Penjelasannya

  • 8 tahun yang lalu
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG -- Vertigo merupakan salah satu keluhan yang sering dijumpai masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki aktivitas padat dalam kesehariannya.

Vertigo yang sering dikaitkan dengan sakit kepala hebat ini ternyata bukanlah suatu penyakit, melainkan hanya gejala dari penyakit tertentu.

Vertigo adalah sensasi berputar yang dirasakan seseorang akibat adanya gangguan pada keseimbangan, baik keseimbangan sentral yang ada di otak maupun sistem keseimbangan yang ada pada telinga bagian dalam.

Menurut dr Kurnia Triarieni, dari RS Graha Husada Bandar Lampung, ada dua jenis vertigo yaitu vertigo sentral dan vertigo perifer.

Vertigo sentral antara lain penyebabnya adalah tumor dan juga adanya gangguan perkembangan saraf.

Sementara vertigo perifer bisa disebabkan oleh tiga hal, termasuk gangguan keseimbangan pada telinga bagian dalam, gangguan pada sistem pendengaran berupa peradangan atau disebut juga dengan neuritis vestibular, dan juga migrain.

"Kalau vertigo perifer itu yang paling sering adalah jenis Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). Ini akibat dari adanya perubahan posisi kepala dan gerakan kepala," ujarnya.

"Lalu penyebab kedua yang juga sering adalah neuritis vestibular yaitu peradangan saraf-saraf di organ pendengaran. Jenis ini bisa hilang dengan sendirinya, karena ini sisebabkan virus jadi tergantung tingkat kekebalan tubuh masing-masing," katanya.

"Nah terakhir migrain atau sakit kepala sebelah akibat kelelahan atau karena posisi tidur yang tidak tepat".

Vertigo sendiri sebenarnya dapat menyerang semua usia.

Meskipun begitu, usia di atas 50 tahun, menurut dr Kurnia, menjadi usia yang rentan terserang gejala penyakit tersebut.

Faktornya adalah kelelahan dan juga kurangnya istirahat, di samping penyebab utamanya yaitu gangguan pada sistem keseimbangan.

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa gangguan keseimbangan sentral pada otak dapat terjadi karena tumor.

Sementara pada telinga, bisa dikarenakan adanya kristal-kristal di bagian dalam telinga yang terlepas lalu terhanyut bersamaan dengan cairan dalam telinga yang mana pergerakan cairan tersebut menggangu sistem keseimbangan dalam telinga itu sendiri. (*)

Dianjurkan