Dulu Keluar Masuk Penjara, Kini Bekas Jawara Ini Bertobat

  • 2 years ago
TEMPO.CO, Serang: Bulan suci Ramadan menjadi momen yang tepat bagi sebagian orang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Seperti yang dilakukan oleh mantan jawara asal Banten, yakni Madisa. Di masa mudanya, Madisa kerap keluar masuk penjara akibat tindak kejahatan yang pernah dilakukan. Madisa, warga Kampung Cirogol, Kelurahan Pengampelan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, kini sepenuhnya memilih untuk meninggalkan keduniawiannya. Selama bulan suci Ramadan Madisa banyak menjalani aktivitas di musala dekat rumahnya.

Sepintas, mungkin sosok pria yang kini genap berumur 55 tahun ini terlihat seperti pria tua pada umumnya. Tetapi lelaki yang akrab dipanggil Pak Disa oleh warga di sekitar tempat tinggalnya itu cukup disegani oleh pemuda sekitar dan rekan sebayanya.

Bahkan, Madisa, seorang kakek yang sudah mempunyai cucu dari anak-anaknya ini, namanya kondang, tidak hanya di wilayahnya, tetapi juga di kawasan Kompleks Soka Dua, Jakarta Utara. Di sana, dulu, ia menjadi bos parkir di wilayah tersebut.

Di masa mudanya, Madisa adalah jawara yang sering berurusan dengan kepolisian. Ia pun sering keluar masuk penjara karena sering terlibat perkelahian dengan preman karena memperebutkan lahan pekerjaan. Akibat ulahnya, banyak pula bekas luka sabetan senjata tajam pada bagian tubuh Madisa.

Bahkan ketika masih muda, Madisa juga aktif di organisasi pendekar yang dipimpin oleh ayah kandung Gubernur Banten nonaktif Ratu Atut Chosiyah, yakni Hasan Sohib.

Catatan hitam yang pernah ditorehkan Madisa, kini terhapus berkat kerja keras dan dorongan sang istri serta anak–anaknya, termasuk niat Madisa untuk kembali ke jalan yang benar. Sejak itulah tepatnya, tahun 2001, Madisa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan beribadah.

Berkat semangat dan niat Madisa untuk bertobat, kini Madisa fasih menghafal beberapa surat Al-quran. Bahkan kini Madisa juga rajin berpuasa, dibanding dengan ketika ia masih menjadi seorang jawara baik di Jakarta maupun di tanah kelahirannya sendiri.

Ketika masih muda dan menjadi jawara, nama Madisa cukup disegani, salah satunya oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Walantaka, yakni Marsuta. Di mata Ketua MUI Kecamatan Walantaka, sosok Madisa saat ini adalah salah satu orang yang paling aktif dalam kegiatan majelis taklim.

Selama bulan suci Ramadan Madisa lebih banyak menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam musala untuk mengerjakan salat, menjadi imam salat, mengaji, dan bertasbih memanjatkan Asmaul Husna. Ini dilakukan Madisa untuk merenungi segala perbuatan yang pernah dilakukanya, memohon ampunan kepada Allah SWT, sekaligus untuk meningkatkan keimanan.

Bahkan kini Madisa menjadi salah satu pengurus yang aktif untuk pembangunan musala dekat rumahnya.

Madisa mengakui banyak sekali perbedaan menjalani ibadah puasa ketika dirinya masih menjadi seorang jawara yang disegani dan ketika dirinya sudah bertobat. Banyak ketenangan dan kebahagiaan yang didapat Madisa selama menjalani ibadah puasa khususnya bersama keluarga.

Kepada rekan-rekannya yang masih berada di jalan yang salah, Madisa hanya bisa mendoakan semoga mereka memperoleh selamat baik di dunia maupun akhirat.

Jurnalis Video: DARMA WIJAYA
Editor/Narator: Ngarto Februana
Musik: "Lovers in Lebanon" oleh JewelBeat