Pala - Diincar Bangsa Eropa Sejak Dulu Kala

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Tanaman pala adalah salah satu jenis tanaman perkebunan yang mempunyai nilai jual yang tinggi.

Komoditas dari tanaman pala yang paling dicari adalah benih dan fuli pala.

Produksi fuli dari tanaman pala mencapai 15 persen dari produksi tanaman pala, serta mempunyai nilai jual yang tinggi dibandingkan benih tanaman pala.

Sejak masa Hindia Belanda, tanaman Pala menjadi salah satu komoditas besar dunia yang diproduksi di Indonesia.

Namun demikian, dalam perkembangannya, tanaman Pala mulai mengalami penurunan permintaan pasar karena banyak ditemukan komoditas rempah lain.

Sebagai tanaman, pala merupakan jenis tanaman aromatik yang berasal dari genus Myristica.

Secara umum dikenal 6 jenis pala, yaitu Myristica Fragrans Houtt, Myristica Argentea Ware, Myristica Fattua Houtt, Mrystica Specioga Ware, Myristica Sucedona BL, Myristica Malabarica Lam.

Salah satu jenis yang yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi adalah lada dari jenis Myristica Fragrans Houtt.

Tanaman pala mempunyai nama latin Mystica Fragrans.


Sejarah & Asal Usul

Sebagai jenis tanaman rempah, asal usul tanaman pala diperkirakan berasal dari Maluku, tepatnya di daerah Ambon dan Ternate.

Di daerah Maluku, tanaman Pala tumbuh dan menyebar secara liar.

Selain daerah Maluku, tanaman Pala juga ditemukan di daerah Papua Nugini.

Menurut beberapa sumber, penyebaran tanaman Pala salah satunya dilakukan oleh bangsa Arab yang mendapatkan Pala melalui jalur perdagangan di Jawa dan India.

Sedangkan, bangsa Eropa berhasil mendapatkan tanaman Pala pada akhir abad ke-12.

Pada zaman Hindia Belanda, tanaman Pala menjadi komoditas termahal di pasar.

Harga dari fuli tanaman pala mempunyai nilai yang sama dengan harga tiga ekor domba atau harga setengah ekor sapi.

Negara Belanda berhasil melakukan monopoli perdagangan pala dengan mengeluarkan kebijakan membatasi penanaman pala hanya terletak di Pulau Banda dan Ambon.

Sedangkan kebijakan lain yang dibuat adalah tanaman pala yang tumbuh di daerah lain harus dibabat atau dimusnahkan habis.

Tahun 1796-1802 diadakan aktivitas penanaman pala dan sejumlah tanaman rempah lain di Penang yang sekarang menjadi Malaysia.

Penanaman tersebut dilakukan setelah pemerintahan Inggris di Asia Tenggara berhasil melakukan eskplorasi tanaman pala di daerah Maluku.

Strategi Inggris tersebut dilakukan lantaran mempunyai tujuan untk menyaingi monopoli Belanda di daerah Maluku perihal perdagangan pala.

Di daerah tersebut tercatat berhasil menanam pala mencapai 71.266 pohon pala dan tanaman cengkih dengan jumlah 55.265 pohon.

Namun demikian, pada tahun 1859 dimulai kebijakan pembabatan habis tanaman pala di area tersebut karena serangan penyakit dan serangan hama kumbang.

Di lain daerah, tepatnya di Grenada, pada tahun 1843, tanaman pala mulai dikenalkan dan diproduksi massal.

Dianjurkan